Manfaatkan Lahan Kosong, Warga Sleman Ini Sukses Kembangkan Wisata Kebun Buah Kelengkeng

Editor: Koko Triarko

YOGYAKARTA – Seorang warga di Sleman dengan cerdik memanfaatkan lahan kosong yang semula menjadi tempat sampah menjadi lokasi wisata kebun buah kelengkeng. 

Dia adalah Kusumastana, warga Desa Rogoyudan, Sinduadi, Mlati, Sleman. Seorang pensiunan kepala desa yang sudah sejak 2,5 tahun lalu menanam pohon kelengkeng itu.

Berlokasi tak jauh dari Jalan Raya Magelang-Yogyakarta, tanah seluas 3.000 meter persegi itu awalnya tidak dimanfaatkan. Bahkan, menjadi tempat pembuangan sampah warga.

Karena berpotensi menimbulkan penyakit, dia membersihkan sampah tersebut dan menanaminya dengan pohon kelengkeng.

“Saya pilih pohon kelengkeng jenis New Cristal, karena masa panennya singkat, minim penyakit serta buahnya banyak disukai orang, karena memang rasanya manis, bijinya kecil, serta buahnya tebal dan keset,” tambahnya.

Kusumastana, pemimik kebun buah kelengkeng, warga desa Rogoyudan, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. –Foto: Jatmika H Kusmargana

Menamam 108 bibit pohon pada 2,5 tahun lalu, kini Kusumastana sudah bisa memanen hasilnya. Satu pohon setinggi sekitar 2,5 meter mampu menghasilkan hingga 20 kilogram kelengkeng.

“Harga jualnya mencapai Rp35 ribu per kilogram,” kataya.

Namun, Kusumastana mengaku sengaja tidak menjualnya ke bakul atau pedagang. Sebab, dia ingin konsumen atau pengunjung bisa merasakan sensasi membeli kelengkeng dengan memetik langsung dari pohonnya.

“Sehingga menjadi semacam wisata petik buah dan mereka juga bisa sambil belajar menaman pohon kelengkeng,” katanya.

Meski hanya dipromosikan lewat Facebook dan Instagram, kebun buah kelengkeng milik Kusumastana ramai dikunjungi. Penjualan kelengkeng pun bisa mencapai ratusan kilogram setiap harinya.

Lihat juga...