Qatar Berupaya Dekatkan Pandangan AS dan Iran, Setelah Presiden AS Bertemu Emir Qatar

Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani berbicara pada konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian di Doha, Qatar, Senin (11/2/2019). ANTARA/REUTERS/NASEEM ZEITOON

DOHA – Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, mengatakan bahwa negaranya menggunakan saluran terbuka dengan Washington dan Teheran, untuk mendekatkan pandangan Amerika Serikat dan Iran.

Pernyataan Menlu Qatar itu muncul setelah presiden AS Joe Biden dan Emir Qatar bertemu di ruang kerja formal presiden AS –Ruang Oval– pada Senin (31/1), untuk membahas hubungan bilateral dan masalah-masalah regional yang mendesak.

Al-Thani mengunjungi Iran pada Kamis (27/1), yakni hanya beberapa hari sebelum kunjungan diplomatik emir Qatar ke Washington, dan saat upaya Teheran dan negara-negara besar untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015 memasuki masa krusial.

Menlu Qatar itu juga mengatakan, membatasi masalah pasokan energi Eropa hanya untuk fokus pada krisis Ukraina saat ini adalah “hal yang tidak adil”.

Dia menambahkan, bahwa “masalah energi global bukan persoalan jangka pendek, melainkan hal yang memerlukan tindakan kolektif untuk diselesaikan.”

Qatar yang merupakan salah satu negara pemasok gas alam cair terbesar di dunia, kemungkinan akan mengalihkan pasokan gasnya ke Eropa, jika konflik Ukraina mengganggu pengiriman gas dari Rusia ke benua itu.

Al-Thani menyambut baik janji Biden untuk menunjuk Qatar sebagai sekutu utama AS di luar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (non-NATO).

Al-Thani mengatakan, janji itu mencerminkan kekuatan hubungan bilateral dan membuka “peluang kemitraan” antara Qatar dan AS.

Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani mengakhiri kunjungannya ke Washington, setelah mengesahkan kesepakatan kargo Boeing dan bertemu secara terpisah dengan Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas, untuk membahas tentang penjualan senjata. (Ant)

Lihat juga...