Sejumlah Angrek Endemik Merapi Makin Sulit Ditemukan di Habitat Asli

Editor: Koko Triarko

YOGYAKARTA – Meski sebagian telah banyak dibudidayakan, keberadaan tanaman anggrek endemik kawasan lereng Gunung Gunung Merapi makin langka ditemukan di habitat aslinya.

Hal itu salah satunya karena pengaruh kondisi alam seperti terjadinya erupsi.

Forum Peduli Lingkungan dan Pecinta Alam Lereng Merapi FPL Palem, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, mencatat berdasarkan penelitian pada tahun 2021 ada sedikitnya 70 spesies tanaman angrek endemik di gunung Merapi.

Namun dari jumlah tersebut, saat ini sebagian di antaranya makin sulit ditemukan di habitat aslinya.

“Sejak terjadinya erupsi tahun 2010 lalu, banyak spesies anggrek endemik Merapi yang mati. Sehingga, saat ini sudah sangat sulit ditemukan di alamnya,” kata salah seorang anggota FPL Palem Kepuharjo, Lonjong Winaryo, belum lama ini.

Dia menyebutkan, jenis Vanda Tricilor yang menjadi ikon Sleman memang di tengah masyarakat, baik di kalangan penghobi atau penjual masih mudah ditemukan.

Namun di habitat aslinya justru jarang ditemui,” ujar salah seorang anggota FPL Palem Kepuharjo, Lonjong Winaryo, belum lama ini.

Atas dasar itulah FPL Palem Kepuharjo selama ini aktif melakukan upaya konservasi untuk melestarikan keberadaan berbagai jenis anggrek endemik Gunung Merapi tersebut.

Forum Peduli Lingkungan dan Pecinta Alam Lereng Merapi FPL Palem, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Lonjong Winaryo, (kanan). –Foto: Jatmika H Kusmargana

Selain melakukan identifikasi, pendokumentasian, hingga labeling, mereka juga aktif melakukan perbanyakan/budidaya spesimen angrek Merapi melalui sistem kultur jaringan.

Lihat juga...