Ahli Ingatkan Mutasi Virus Berlangsung Menerus

Ahli mikrobiologi klinik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dr. Nia Krisniawati, Sp.MK. ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi

“Dalam kaitannya dengan dampak terhadap insiden penyakit, berdasarkan data Omicron terus menyebar secara global dan telah diidentifikasi di sebagian besar negara di enam wilayah WHO (World Health Organization/Organisasi Kesehatan Dunia),” katanya.

Secara global, selama satu pekan atau tanggal 14-20 Februari 2022, kata dia jumlah kasus baru COVID-19 turun 21 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya, dan jumlah kasus kematian juga menunjukkan tren menurun yang tercatat sebesar 8 persen.

“Penting untuk dicatat, bahwa tren ini mungkin disebabkan karena penurunan tes diagnostik COVID-19 secara keseluruhan yang dipengaruhi oleh perubahan kebijakan di tiap negara,” kata dia yang juga anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI).

Terkait dampak terhadap transmisi atau penularan, dia mengatakan sesuai analisis berdasarkan metode yang digunakan oleh Campbell et al dan yang berfokus pada negara-negara dengan data genom sekuensing yang diunggah ke GISAID (Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data) pada tanggal 18 Februari 2022, menemukan keunggulan tingkat replikasi atau pertumbuhan Omicron dibandingkan varian Delta di semua negara.

Menurut dia, tingkat reinfeksi (infeksi berulang, red.) dilaporkan lebih tinggi pada Omicron dibandingkan Delta, yakni 13,6 persen versus 10,1 persen di United Kingdom dan 31 persen versus 21 persen di Denmark.

“Peneliti di China, Hong Kong SAR menemukan, bahwa Omicron memiliki tropisme yang lebih tinggi di jaringan bronkus dibandingkan dengan paru-paru. Di United Kingdom, Omicron ditemukan lebih cepat menginfeksi saluran pernapasan bagian atas dari pada Delta dan menghasilkan titer sekitar 100 kali lipat lebih tinggi,” katanya.

Lihat juga...