Kemendikbudristek : Jamu tak Bisa Dipisahkan dari Kehidupan Masyarakat Indonesia
Cendana News, JAKARTA – Keberadaan jamu di Indonesia sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat secara turun temurun. Berbagai manfaat menjadi alasan bahwa keberadaannya sangat penting untuk dilestarikan. Tak hanya karena alasan kesehatan saja tapi juga dalam aspek budaya dan keilmuan.
Direktur Kebudayaan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, (Kemendikbudristek) Irini Dewi Wanti menyebutkan, jamu merupakan warisan nenek moyang, yang sudah dikenal sejak abad ke-8 M berdasarkan relik karmawipangga di Candi Borobudur.
“Warisan budaya yang sangat besar ini menjadi tanggung jawab kita semua dalam pelestarian, perlindungan pengembangan dan pemanfaatannya,” kata Irini dalam Workshop Jamu II Tahun 2022 secara virtual, Jumat (19/3/2022).
Ia juga menekankan, dalam kondisi pandemi ini, upaya penguatan imunitas tubuh berkaitan erat dengan keberadaan jamu.
“Modernitas pengobatan tak boleh melupakan kearifan lokal, yang dalam hal ini adalah jamu. Yang tak hanya sekedar digunakan untuk menjaga kesehatan tapi juga untuk kecantikan,” tuturnya.
Atas dasar itu lah, Irini menyebutkan pemerintah sangat mendukung upaya pengusaha dan pegiat dalam menjadikan jamu sebagai warisan budaya tak benda yang diakui oleh UNESCO.
“Pemerintah melalui Kemendikbudristek akan mendukung upaya komunitas, KOWANI dan semua stakeholder jamu ini. Kami akan membantu agar semua dokumen Indonesia dapat diterima sebelum tanggal 31 Maret 2022 dan berharap dapat melewati semua persyaratan yang sudah ditentukan oleh UNESCO,” tuturnya lagi.
Sementara, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia (GP Jamu), Dwi Ranny Pertiwi, SH, MSi, menyebutkan jamu merupakan pengejawantahan kekayaan hayati Indonesia.