KKP Uji Coba Pengawasan Pasca Produksi Zona Perikanan Industri

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Tual imbunya, kaya akan ikan, tapi tidak dapat apa-apa. Kapal eks asing asal Thailand membawa ikan-ikan hasil tangkapannya ke Thailand. Sementara kapal-kapal asal Jawa membawa ikan hasil tangkapannya ke Jawa.

“Oleh karena itu dengan konsep penangkapan ikan terukur yang mewajibkan pendaratan ikan di pelabuhan pangkalan ini saya yakin akan menyejahterakan nelayan Tual,” imbuh Adin.

KKP lanjutnya, telah menetapkan PPN Tual dan PT. SIS sebagai pelabuhan bongkar bagi kapal-kapal ikan yang beroperasi di Laut Arafura yang termasuk dalam zona fishing industry WPP 718.

“Kami akan kawal dan akan melaksanakan kegiatan pengawasan dengan optimal untuk menjamin kepatuhan pendaratan ikan di Tual dan wilayah sekitar Laut Arafura, termasuk Merauke, Timika, Saumlaki dan Benjina,” tegas Adin.

Sementara itu, Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan, Drama Panca Putra menyampaikan bahwa simulasi pengawasan pasca produksi dilakukan melalui analisis terhadap hasil penimbangan online di PPN Tual dan PT. SIS.

Berdasarkan hasil analisis tersebut akan menjadi informasi penting dalam pemetaan estimasi produktivitas kapal perikanan di zona fishing industry.

“Tentu simulasi ini menjadi informasi awal yang penting untuk memperoleh gambaran estimasi produktivitas kapal yang berpangkalan di Tual,” terang Drama.

Dalam rangka penerapan pengawasan pasca produksi untuk mengawal peningkatan PNBP di sektor perikanan tangkap, Ditjen PSDKP menggelar simulasi yang dilaksanakan di Tual, Provinsi Maluku pada 23-25 Maret 2021.

Kegiatan tersebut diikuti oleh Pengawas Perikanan dari seluruh Unit Pelaksana Teknis Ditjen PSDKP.

Lihat juga...