Ponpes Radikal Berpotensi Timbulkan Gesekan
YOGYAKARTA, cendananews.com – Pondok Pesantren beraliran keras atau bahkan radikal saat ini makin banyak ditemukan di tengah masyarakat.
Selain berpotensi menimbulkan gesekan antarpemeluk agama, hal semacam ini juga dianggap menjadi bibit tumbuhnya terorisme di Indonesia.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah, Gubukrubuh, Getas, Playen, Gunung Kidul, Muhammad Ali Ichsan, tak menampik hal tersebut.
Ia pun menilai hal itu merupakan persoalan serius dan harus segera diatasi sejak dini.
“Sejak dua tahun terakhir, di wilayah Gunung Kidul ada belasan pondok pesantren semacam ini yang berdiri,” katanya, Kamis (24/3/2022).
Menurut dia, saat ini dampaknya memang belum terasa. Namun, 10 tahun ke depan mungkin dampaknya baru terasa di masyarakat.
Menurut Ali Ichsan, ciri pondok pesantren beraliran radikal dapat diketahui dengan mudah.
Yakni, pondok pesantren yang mendokrtin santrinya untuk mengkafirkan-kafirkan maupun mengharam-haramkan orang, atau kelompok lain yang tidak sepemahaman dengan kelompoknya.
Sementara itu Kanit C Subdit IV Ditintelkam Polda DIY Kompol Hardijanto, menyebut sampai Maret 2022 ini tercatat ada 9 terduga teroris yang ditangkap Densus 88.
Itu artinya risiko penyebaran intoleransi radikalisme dan terorisme masih cukup besar.
“Karena itu kegiatan pencegahan harus terus dilakukan. Salah-satunya ke pondok-pondok pesantren,” katanya.
Hal itu menurut dia karena di pondok pesantren banyak santri usia remaja yang sangat rawan terpapar.
Apalagi dengan perkembangan medsos saat ini, sehingga harus diantisipasi sejak dini,” bebernya.
Menurut Hardijanto, aksi terorisme tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan ada tahapannya. Yakni, berawal dari sikap intoleransi atau tidak menghargai perbedaan.