Waspadai Benjolan pada Hewan Ternak, Bisa Jadi Karena Virus Ini

Admin

Cendana News, YOGYAKARTA – Peternak perlu mewaspadai penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada hewan ternaknya.

Penyakit LSD adalah penyakit kulit infeksius akibat virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae, atau Lumpy Skin Disease Virus (LSDV).

Tanda-tanda paling mudah dari hewan ternak yang terkena penyakit tersebut adalah munculnya benjolan-benjolan pada tubuh hewan ternak.

Namun demikian, tidak selalu benjolan-benjolan pada tubuh hewan ternak merupakan penyakit LSD.

Drh Wisnu Sutomo, Medik Veteriner Madya Dinas Pertanian,Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, mengatakan virus LSD umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau.

“Sejauh ini belum ada laporan kejadian LSD pada hewan lain, seperti kambing dan domba,” kata Wisnu dikutip dari laman dinaspertaniansleman, Senin (21/3/2022).

Dia menjelaskan, bahwa penularan LSD bisa melalui gigitan nyamuk, lalat, dan caplak. Penyakit ini sudah terdeteksi di Provinsi Riau.

Sementara itu tanda-tanda hewan ternak terkena LSD adalah demam dan penurunan produksi. Juga mata, serta hidung, lesi dan nodul atau benjolan pada kulit.

“Gejala klinis LSD juga dipengaruhi umur, ras dan status imun ternak,” kata Wisnu.

Wisnu menjelaskan, bahwa tanda klinis utama LSD adalah lesi kulit berupa nodul berukuran 1-7 cm, yang biasanya ada pada daerah leher, kepala, kaki, ekor dan ambing.

Pada kasus berat, nodul-nodul ini terdapat di hampir seluruh bagian tubuh hewan ternak.

Wisnu mengatakan, munculnya nodul biasanya dengan demam hingga lebih dari 40,5 derajat celcius.

Jika membiarkan, nodul pada kulit tersebut bisa menjadi lesi nekrotik dan ulseratif.

Lihat juga...