Ribuan Pelamar Kerja Perawat ke Jepang, Hanya 10 Persen Lulus

Admin

JAKARTA, Cendana News – Tenaga kesehatan, perawat, asal Indonesia masih kesulitan menembus peluang kerja ke luar negeri, khususnya ke negara Jepang. Selain ketatnya uji seleksi, persyaratan lain juga mengharuskan perawat memiliki pengalaman bekerja selama dua tahun.

Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan (Ditjen Nakes) Kemenkes RI, dra Oos Fatimah Rosyati, Mkes, menjelaskan perihal tersebut.

Menurut Oos, selama ini perawat yang ingin bekerja ke Jepang sebagai perawat Jepang (kangoshi), harus melalui mekanisme G to G program IJEPA (Indonesia Japan Economic Partnership Agreement).

Persyaratannya antara lain memiliki pengalaman kerja dua tahun. Mengikuti uji seleksi dan pelatihan bahasa di Indonesia selama enam bulan, dan di Jepang juga enam bulan.

Selama masa kontrak sebagai kandidat, perawat ada kesempatan mengikuti ujian nasional setiap tahunnya.

“Jika lulus akan memperoleh Registered Nurse Perawat di Jepang,” kata Oos, dikutip dari laman Kemenkes, Jumat (8/4/2022).

Namun kata Oos, selama ini dari 3.351 orang perawat yang melamar bekerja di Jepang hanya 10 persen yang lulus tes seleksi.

Selain sedikitnya pelamar yang lolos tes, pengalaman 2 tahun on-site clinical juga menjadi kendala dalam persyaratan kursus perawat EPA.

“Hal tersebut membuat persentase passing grade perawat turun, dan akhirnya kurang banyak peminat,” kata Oos.

Sebagai upaya mengatasi hal tersebut, Kemenkes RI bekerja sama dengan MedPA Fukuoka Jepang akan membuka program kelas perawat internasional.

MedPA merupakan institusi di Jepang yang menawarkan kerja sama membuka kelas perawat internasional.

Lihat juga...