Hasil Panen Padi Musim Gadu Petani di Lamsel, Meningkat

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG, Cendana News – Memasuki masa panen tanam gadu atau kemarau, produksi gabah kering panen (GKP) petani di Lampung Selatan, meningkat.

Harsono, petani di desa Bangunrejo, kecamatan Ketapang, menyebut hasil GKP mencapai 5 ton.

Jumlah tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang sebesar 4 ton untuk lahan seluas satu hektare.

Menurut Harsono, hasil panen GKP itu dipengaruhi oleh cuaca dan hama.

Dia menjelaskan saat musim tanam rendengan atau penghujan, produksi gabah anjlok. Karena tanaman roboh,dan  hama walang sangit, dan wereng.

Panen pada bulan kelima tahun ini sudah dilakukan sebelum lebaran memakai alat combine harvester.

Padi tegak mudah dipanen dan proses pengeringan lebih cepat, karena cuaca panas mendukung,” terang Harsono, saat ditemui Cendana News, Kamis (5/5/2022).

Memiliki lahan sawah di tepi Jalan Lintas Timur (Jalintim), memudahkan Harsono melakukan distribusi hasil panen.

Dia menjual  4 ton GKP dengan harga Rp4.200 per kilogram, dengan hasil kurang lebih Rp16 juta.

Harsono menjual gabah usai panen dengan alat combine harvester, tanpa harus membawa gabah ke rumah.

Harsono menyimpan sebanyak 1 ton GKP untuk dikeringkan. Harga gabah kering giling (GKG) bisa mencapai Rp5.000 per kilogram.

Meski demikian, ia mengaku gabah disimpan sebagai stok hingga panen berikutnya.

“Hasil penjualan GKP sebagian digunakan untuk membayar utang pupuk, bibit dan biaya operasional saat panen,” katanya.

Hasil panen padi pada masa Lebaran Idul Fitri menjadi sumber kebutuhan keluarga.

Sebagian hasil panen padi digiling untuk perayaan Lebaran. Dan, sebagian lagi untuk oleh-oleh ketiga anaknya yang merantau di Jakarta, Tangerang dan Bandung.

Lihat juga...