LEBARAN KUPAT (KETUPAT), LEBARAN LAKU PAPAT (EMPAT RITUAL)
Oleh: Abdul Rahman
Pagi ini, tepat hari ke 8 lebaran, masyarakat di Kecamatan Durenan Trenggalek Jatim dan sekitarnya, berbondong-bondong ke Masjid atau mushola di lingkungannya. Juga sebagian masyarakat di daerah-daerah lain di Indonesia ini. Untuk apa?. Untuk merayakan lebaran ketupat atau lebaran KUPAT (dalam Bahasa Jawa).
Lebaran Ketupat dirayakan oleh masyarakat dengan diawali datang ke Masjid atau Mushola pagi-pagi sekali, untuk kendurian dengan beragam makanan khas. Sebelum acara kendurian biasanya dilakukan sholawatan, mahalul qiyam.
Setelah itu masyarakat merayakan dengan berbagai cara. Ada yang pesta balon udara. Ada yang saling berkunjung dan makan sepuasnya di tempat kolega atau saudara.
Apa makna lebaran ketupat itu?.
Bisa dirujuk dari makna kata yang melekat di dalamnya.
KUPAT berasal dari bahasa Jawa yang dipahami sebagai makanan KETUPAT dalam bahasa Indonesia.
KUPAT merupakan singkatan dan sekaligus simbolisasi. KUPAT singkatan dari LAKU PAPAT. Artinya empat ritual.
Jadi lebaran ketupat dapat diartikan sebagai lebaran atau perayaan dari selesainya empat tempaan spiritual.
Pertama, tempaan Ramadhan. Siang hari berpuasa Ramadhan, malamnya tarawih. Diiringi intensitas ibadah lain seperti tadarus, sholat malam serta upaya disiplin pengendalian diri dari perbuatan sia-sia menurut standar agama Islam.
Kedua, membayar zakat fitrah. Yaitu mengeluarkan harta untuk diberikan kepada yang berhak, yang terdiri dari 8 asnab, atau 8 kelompok penerima.
Diantaranya adalah fakir miskin. Terdapat keterangan hadist bahwa: amal ibadah Ramadhan masih menggantung di langit, ketika zakat fitrah belum dibayarkan. Maka sempurnanya tempaan spiritual Ramadhan adalah dengan dibayarkannya zakat fitrah.