Musim Udang Rebon Jadi Berkah Nelayan Teluk Lampung
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG, Cendana News – Musim udang rebon di sejumlah pesisir menjadi berkah bagi sejumlah nelayan di Teluk Lampung. Sumardi, di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung memanfaakan musim tersebut untuk mencari udang di pantai Kunyit.
Proses penangkapan memakai tangguk, sondong atau dikenal sungkur. Faktor pendukung melimpahnya udang karena cuaca, arus, banjir sungai pembawa bahan makanan rebon.
Ia menyebutkan, sistem penangkapan udang rebon memakai umpan bulu ayam yang ditebar pada permukaan air laut. Selanjutnya Sumardi dan nelayan lain akan menangguk dengan alat sondong, berupa jaring berbentuk segi empat memakai pengangkat bambu atau dikenal jaring anco.
“Umpan berupa bulu ayam akan menjadi tempat udang rebon bersembunyi, setelah berkumpul bisa ditangguk. Tangkapan dimasukkan dalam wadah yang telah diberi es balok sebagai pengawet,” terang Sumardi saat ditemui Cendana News, Senin (30/5/2022).
Sumardi mengatakan, udang rebon hasil tangkapan akan dibeli oleh pengepul. Per kilogram diterima oleh pengepul dengan harga mulai Rp35.000. Saat minim tangkapan harga bahkan bisa mencapai Rp40.000 per kilogram.
Usai hujan menyebabkan banjir dari sejumlah sungai di Bandar Lampung, kerap mengundang udang rebon. Arus membawa bahan makanan dan tempat hidup bagi rebon. Saat kondisi normal, rebon kerap bersembunyi pada sela sela kapal besar yang melakukan labuh jangkar.
“Rebon hidup bergerombol sehingga sekali proses penangkapan bisa mendapat belasan kilogram,” ungkapnya.
Selain dijual dalam kondisi basah, sebagian dijual kepada produsen terasi. Rebon yang dikeringkan akan dijual untuk bahan kuliner. Cuaca kerap hujan berimbas proses pengeringan terhambat mengakibatkan harga udang rebon anjlok, imbas kualitas yang rendah.