Bendungan Peninggalan Soeharto 1: Bendungan Ir Sutami di Jawa Timur
Editor: Koko Triarko
JAKARTA, Cendana News – Presiden Soeharto banyak membangun bendungan atau waduk di berbagai daerah di Tanah Air selama masa pemerintahannya.
Bendungan yang dibangun di masa Presiden Soeharto berdampak besar bagi perekonomian negara.
Dampak ekonomi dari bendungan di zaman Soeharto meliputi bidang pertanian, perikanan, air bersih, tenaga listrik, dan pariwisata.
Pembangunan bendungan di era Soeharto pun menjadi program berkelanjutan untuk mewujudkan swasembada pangan nasional.
Beberapa waduk di antaranya juga pernah tercatat sebagai bendungan atau waduk terbesar di Indonesia pasa masanya.
Hingga kini bendungan-bendungan di era Presiden Soeharto masih lestari, meski sebagian telah mengalami pendangkalan.
Setidaknya ada enam pembangunan bendungan besar di masa pemerintahan Soeharto.
Keenam bendungan itu adalah Bendungan Ir Sutami, Bendungan dan PLTA Sigura Gura, Riam Kanan, Batujai, Gajah Mungkur, dan Kedung Ombo.
Simak ulasannya dalam tulisan berseri mulai hari ini di cendananews.com
Bendungan Ir Sutami
Berada di kecamatan Sumberpucung, Malang, Jawa Timur, bendungan atau waduk ini dibuat dengan membendung aliran Sungai Brantas.
Bendungan yang semula bernama Waduk Karangkates ini memiliki area permukaan seluas 15 kilometer persegi.
Kedalaman maksimal 31 meter dan kapasitas tampungan air mencapai 343 juta meter kubik.
Pembangunan salah satu waduk terbesar di Indonesia ini secara resmi mulai pada 4 April 1973. Lalu pada 4 September 1977, waduk ini resmi digunakan.
Salah satu hal yang menarik dalam proses pembangunan waduk ini adalah pemindahan sebagian jalur rel kereta Malang-Blitar.
Pada 16 Desember 1981, Presiden Soeharto meresmikan penggantian nama Bendungan Karangkates menjadi Bendungan Ir Sutami.