Hari Keluarga Nasional dan Program KB, Peran Soeharto Diakui Dunia
Admin
JAKARTA, Cendana News – Program Keluarga Berencana (KB), bonus demografi dan stunting, menjadi isu penting pada momentum peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Tahun 2022.
Program KB penting untuk mengatur jumlah anak dan jarak kelahiran dalam sebuah keluarga, yang berpengaruh pada demografi dan stunting.
Hal tersebut karena bonus demografi alias ledakan jumlah penduduk tidak otomatis akan menjadi berkah kejayaan pada tahun 2045.
Namun juga bisa menjadi keterpurukan, manakala bonus demografi hanya menghasilkan SDM stunting atau tidak berkualitas.
Mentransformasikan bonus demografi menjadi bonus kesejahteraan, pun menjadi tugas berat untuk menjawab tantangan masa depan.
Namun, masyarakat perlu mengingat bonus demografi saat ini adalah buah perjuangan para pendahulu.
Baca: Harganas 2022 Jadi Momentum Pentingnya Menekan Angka Stunting
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), Hasto Wardoyo mengemukakan bonus demografi saat ini merupakan hasil program KB sejak tahun 1971.
“Berkat program KB tersebut, proporsi penduduk bergeser signifikan,” katanya, dalam paparannya di kanal YouTube BKKBN.
Dia menyebut, data BKKBN tahun 2020 menunjukkan proporsi penduduk usia 0-14 tahun turun dari 44,12 persen pada tahun 1971, menjadi 23,33 persen pada tahun 2020.
Dalam periode yang sama, penduduk usia kerja 15-64 tahun meningkat dari 53,39 persen menjadi 70,72 persen.
Sementara penduduk usia 65 tahun ke atas juga naik dari 2,49 persen menjadi 5,95 persen.
Hal tersebut menurutnya membawa bangsa ini pada situasi window of opportunity atau celah untuk mendapatkan bonus demografi.
Tidak hanya itu, dunia juga mengakui keberhasilan program KB di era Presiden Soeharto.