4 Juli, Presiden Soeharto Jadi Tamu Kehormatan di Parlemen Kanada Hingga Dukungan Kemerdekaan Brunei

JAKARTA, Cendana News – Presiden kedua Republik Indonesia, Jenderal Besar HM Soeharto menjabat sejak 12 Maret 1967 hingga 21 Mei 1998. Banyak peristiwa penting selama masa pemerintahannya. Baik dari sisi pembangunan fisik hingga pembangunan mental masyarakat berdasarkan Pancasila.

Jenderal Besar H.M. Soeharto adalah sosok Pejuang setia, prajurit sejati, negarawan terhormat dan salah satu putra terbaik bangsa yang mengabdi dan mendarma baktikan hidupnya untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan, membangun negara demi kesejahteraan rakyat, kejayaan dan kewibawaan bangsa.

Inilah sejumlah peristiwa yang terjadi pada 4 Juli di masa Pemerintahan Presiden HM Soeharto.

 

Muktamar NU, Jenderal Soeharto: Partai Politik Tidak Boleh Memisahkan Diri Dari Kehidupan Rakyat

SELASA, 4 JULI 1967 Jenderal Soeharto, dalam amanatnya pada pembukaan Muktamar NU di Bandung, menegaskan bahwa partai politik tidak dapat dipisahkan dan tidak boleh memisahkan diri dari kehidupan rakyat dan bangsa Indonesia, sebab partai politik adalah salah satu alat Demo­krasi Pancasila yang penting. Namun demikian, Pejabat Presiden meng­ingatkan bahwa dalam pengertian dan perangkat Demokrasi Pancasila, partai politik bukanlah satu-satunya alat demokrasi. Menurut Pejabat Presiden, Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang mencerminkan dan yang mewakili kepentingan seluruh rakyat, sehingga tidak mengenal kemutlakan mayoritas yang sekadar didasarkan pada kelebihan suara atau kekuatan. Khusus tentang muktamar, Jenderal Soeharto menilai bahwa muktamar ini amat penting, sebab dengan hasil muktamar itu nanti rakyat akan dapat melihat peranan NU dalam perjuangan konsolidasi dan pengisi­an Orde Baru.

 

Presiden Soeharto Tamu Kehormatan Sidang Ke-30 Parlemen Kanada

JUM’AT, 04 Juli 1975, Hari ini Presiden Soeharto menghadiri sidang ke-30 Parlemen Kanada sebagai tamu kehormatan. Dalam sidang ini Kepala Negara menyaksikan jalannya perdebatan antara kaum oposisi dan pemerintah.

Sementara itu, bertempat di gedung Parlemen, Presiden Soeharto bersama PM Trudeau menyaksikan Memorandum of Understanding antara pemerintah Indonesia dan Kanada. Dalam acara ini, Indonesia diwakili oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik dan Menteri Negara Ekuin Widjojo Nitisastro, sedangkan Kanada diwakili oleh menteri Luar Negeri Allen J MacEachen dan Menteri Industri dan Perdagangan Alastair Gillespie. Dalam memorandum itu dinyatakan bahwa Kanada akan memberikan kredit sebesar $200 juta kepada Indonesia.

Pertemuan Presiden Soeharto-PM Thailand Sempurnakan Dasar Kerja ASEAN

Lihat juga...