Pariwisata Sumbang 5 Persen Emisi Karbon Dunia, Ini Solusi Sandiaga
JAKARTA, Cendana News – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut sektor pariwisata Indonesia menyumbang lima persen emisi karbon di dunia.
Sandiaga Uno menyatakan, bahwa jalan-jalan berwisata itu membakar kalori dan mengemisikan karbon (CO2).
Sandiaga menontohkan, untuk terbang pulang-pergi sejauh 3.300 kilometer dari Bandara Changi, Singapura ke Ngurah Rai, Denpasar, Bali, penumpang kelas ekonomi rata-rata mengemisikan CO2 sebesar 618 kilogram.
“Semakin jauh jaraknya, semakin besar emisinya,” kata Sandiaga Uno dikutip dari laman indonesia, Sabtu (2/7/2022).
Dia mengatakan lagi, bahwa rata-rata penumpang dari Sydney ke Bali sejauh 9.300 km (PP) memancarkan 1.500 kg CO2.
Penumpang kelas binis menorehkan emisi lebih tinggi, karena mereka mengokupansi ruang kabin dengan lebih besar.
Belum lagi perjalanan darat. Transportasi taksi Bandara Ngurah Rai ke penginapan, sebutlah Pantai Canggu di Kuta Utara, sejauh 20 km akan memakan waktu 40-50 menit.
Asumsinya bahan bakar Pertalite taksi perlu dua liter (sekitar 1,5 kg). Pembakaran Pertalite 1,5 kg itu mengemisikan sekitar 4,6 kg CO2.
Emisi karbon itu akan terus bergulir seperti argo taksi. Begitu sang wisatawan melakukan mobilitas, dengan sepeda motor, misalnya, emisi karbon bertambah pula.
“Konsumsi listrik untuk kamar hotel juga punya konsekuensi karbon. Bahkan, makanan dan minuman yang disantap pun ada hitungan karbonnya,” kata Sandiaga.
Dia mengatakan lagi, saat ini sektor pariwisata menyumbang lima persen emisi dunia, menurut data Dewan Nasional Perubahan Iklim Indonesia.
Karena itu meski tak sebesar sektor lainnya, Sandiaga Uno mengajak pelaku industri pariwisata terus mengupayakan tata kelola tourisme yang rendah karbon.