Presiden Soeharto: Polri Kekuatan Perjuangan yang tidak Terpisahkan dari ABRI

JAKARTA, Cendana News – Memperingati Hari Bhayangkara yang jatuh setiap 1 Juli, Cendana News mengangkat kembali tulisan MEDIA INDONESIA (03/07/1995) yang dimuat dalam Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita” dengan judul “PAK HARTO: POLRI DAN ABRI TIDAK TERPISAHKAN”.

Presiden Soeharto menegaskan Polri lahir di tengah suasana revolusi dan perang kemerdekaan, terjun ke kancah perang untuk menegakkan dan mempertahankan Republik Indonesia. Karenanya Polri merupakan kekuatan perjuangan yang tidak terpisahkan dari ABRI.

Amanat Kepala Negara tersebut dibacakan Kapolri pada resepsi perayaan HUT ke-49 Bhayangkara di Jakarta, Sabtu (1/7/1995). Kapolri Jenderal Banurusman Astrosemitro yang dihubungi usai upacara menyatakan hal senada. Menurut Banurusman, Polri tidak bisa terpisahkan dari ABRI karena memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan polisi di negara lain.

“Polri lahir dari rakyat dan bersama kekuatan lain berjuang melawan penjajah. Dari sejarah inijelas Polri tidak terpisahkan dari ABRI, “tegas Banurusman.

Akhir pekan lalu, kepada Media beberapa pakar dan praktisi hukum serta kalangan DPR RI mengemukakan perlunya dipikirkan kemungkinan polisi dipisahkan dari ABRI agar lebih profesional dan mandiri dalam menjalankan tugasnya. Apalagi selama ini masyarakat merasa kurang memiliki polisi. Karena ada kesan polisi sering diperalat kelompok kepentingan tertentu sehingga kurang berwibawa. Sebab itu polisi harus segera memperbaiki citranya sendiri.

Dalam buku menyambut 49 tahun Polri yang diterbitkan Dinas Penerangan Polri, masalah keberadaan Polri juga dikupas. Struktur Kepolisian RI tidak seperti negara lain yang sesuai konvensi Jenewa berada di bawah departemen dalam negeri. Hal ini karena latar belakang sejarah kelahiran Kepolisian Indonesia yang sudah terbentuk di tengah suasana revolusi dan perang kemerdekaan, kendati harijadinya diresmikan 1 Juli 1946.

Lihat juga...