Takdir
CERPEN IVANY RATNA
Seorang petugas polisi tampak sigap membantu proses evakuasi dibantu beberapa warga. Petugas polisi yang lain mengondisikan lalu lintas.
Semua orang yang berada di sekitarnya menyaksikan pemandangan paling memilukan. Siapa pun tak akan sampai hati saat melihat orang yang dicintainya berakhir sedemikian tragis.
Namun bila Tuhan mengiyakan suratan takdir demikian, sepahit apa pun, wayang tetap harus patuh pada Dalang. Sepahit apa pun, tetap harus ditelan. Pun dengan Sundari. Butiran air matanya kian deras membasahi pipi. Kejadian ini membuat dirinya tertampar.
Bagi sang bapak, hidup sudah tak ada artinya sekarang. Rasa sesal kian membuncah saat mengingat akhir kisah antara dirinya dengan salah satu putrinya.
Mengapa harus berakhir dengan pertikaian sebelum ajal memisahkan? Bila saja suratan takdir bisa diubah. Tentu akhir kehidupan indah yang diharapkan.
Anak gadis yang mengemudikan motor itu bernama Sekar. Dia sedang bertengkar dengan ayahnya. Dirinya kecewa karena permintaannya tak kunjung dikabulkan.
Amarahnya meluap-luap. Lalu memutuskan untuk meninggalkan rumah mengajak serta adiknya. Bermaksud mencari udara segar agar emosinya mereda.
Siapa sangka, hal itu mengantarkan mereka pada ajal. Sifat manusia mengantarkannya pada keputusan-keputusan. Lalu keputusan-keputusan itu membentuk sebuah takdir.
Kedua jiwa gadis itu sedang meratapi akhir hidupnya yang tragis. Semua terjadi begitu tiba-tiba. Tangisan bapaknya yang memilukan kian menyayat hatinya.
Rasa penyesalan begitu menyesakkan dada, terlebih bagi Sekar. Dia tak lagi bisa memeluk bapaknya sembari berkata: maafkan anakmu, Pak. Mengapa pula dirinya mengajak serta adiknya?