Inilah Rutinitas Keseharian Presiden Soeharto
Setelah sembahyang Subuh biasa minum kopi dan kemudian membaca koran yang sudah ada di meja.
Presiden Soeharto dalam buku “Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya” yang ditulis G. Dwipayana dan Ramadhan KH, diterbitkan PT Citra Kharisma Bunda Jakarta, tahun 1982, hal 229-237 menuliskan pengalaman hidupnya, mulai dari pegangan hidup, kebiasaan sehari-hari hingga filosofi hidup. Berikut Cendana News akan memuat kembali beberapa alinia dalam tulisan “Renungan di Tengah Keluarga“:
Baca juga: Presiden Soeharto : ‘Aja Kagetan, Aja Gumunan, Aja Dumeh’
Presiden Soeharto: Bangun pagi, antara pukul 04.30 dan pukul 05.00, buat seorang petani dan seorang prajurit adalah hal yang biasa. Begitu juga buat saya, sampai sekarang. Setelah sembahyang Subuh biasa saya minum kopi dan kemudian membaca koran yang sudah ada di meja. Saya ikuti semua kejadian yang tertera dalam bacaan itu dan bisa dimaklumi betapa besar perhatian saya pada tulisan mengenai pembangunan kita, mengenai perkembangan hidup di desa. Kabar-kabar mengenai keadaan di kampung-kampung yang jauh menjadi ukuran buat saya, seberapa jauh sudah kita laksanakan pembangunan.
Dari pukul 06.00 – 08.00 saya menyelesaikan surat-surat dan tanda tangan, tak pernah ada yang tersisa, semuanya harus selesai, walaupun tempo-tempo memang banyak sekali. Staf memerlukan kecepatan dan ketepatan menyelesaikan surat-surat itu untuk segera bisa diselesaikan. Kemudian saya mandi dan terus sarapan bersama istri. Anak-anak sudah sarapan dulu dan bila mau berangkat ke sekolah atau ke mana saja, pasti pamit. Ini didikan ibunya untuk mendisiplinkan anak dan memelihara hubungan batin anak dan orang tua.
Rata-rata pukul 08.30 saya sudah·harus ada di kantor, di Istana atau sekarang di Bina Graha setelah gedung yang besar di samping Istana itu rampung dibangun di tahun 1970-an. Pukul 14.30 siang saya biasa pulang ke Jalan Cendana, untuk istirahat sebentar, sembahyang Lohor dan makan siang. Kadang-kadang saya tidur sejenak kalau merasa terlalu Ielah, terutama kalau otak terlalu capek. Tetapi sering cukup dengan istirahat saja di kursi, duduk-duduk dan melamun sambil mengisap cerutu, rokok kretek atau kelobot.