27-9-1989, Presiden Soeharto Resmikan 158 Industri Pengolahan Kayu dan Barang Jadi Rotan
RABU, 27 SEPTEMBER 1989, di Semarang, Presiden Soeharto meresmikan 158 buah pabrik industri hilir pengolahan kayu dan barang jadi rotan. Pabrik-pabrik tersebut tersebar di 19 provinsi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
Dalam amanatnya Presiden Soeharto mengatakan, di tahun 1989, Indonesia mencatat banyak kemajuan dalam bidang industri. Ratusan pabrik telah diresmikan dalam berbagai cabang industri, seperti tekstil, agrokimia, kimia organik pengolah hasil pertanian, logam, mesin dan elektronika dan industri kimia.
“Semua tadi mempertebal keyakinan kita, bahwa kita memang sedang bergerak menuju era tinggal landas. Kita sedang bergerak maju dalam membangun masyarakat industri,” sebut Kepala Negara.
Presiden Soeharto juga menyebutkan, peresmian pabrik-pabrik kali ini mempunyai arti yang penting dalam usaha mengembangkan industri yang berorientasi pada ekspor. Kehadiran pabrik-pabrik tersebut jelas menambah nilai ekspor yang cukup besar, justru pada saat Indonesia sedang memacu ekspor non migas.
“Kehadiran pabrik-pabrik ini benar-benar membesarkan hati kita. selain didukung oleh daya saing yang tinggi, pabrik-pabrik yang tersebar di berbagai daerah Tanah Air kita ini juga menyerap tenaga kerja yang cukup banyak,” terang Kepala Negara.
Presiden Soeharto menerangkan, Industri hilir pengolahan kayu dan barang jadi rotan, merupakan industri skala menengah.
“Industrinya tidak begitu besar. Tetapi, tenaga kerja yang diserap cukup besar. Di samping itu, industri ini menghasilkan barang-barang jadi seperti moulding, mebel, komponen mebel dan lain sebagainya yang sebagian besar hasil produksinya diekspor,” sebut Kepala Negara.