Kampus Bambu Turetogo di NTT kembangkan bambu agroforestri
Admin
NUSA TENGGARA TIMUR, Cendana News – Kampus Bambu Turetogo merupakan sekolah budi daya dan pemanfaatan bambu melibatkan ibu-ibu PKK di Provinsi NTT.
Kurikulum di Kampus Turetogo itu menyangkut berbagai aspek pengembangan bambu agroforestri, dari hulu hingga hilir.
Direktur Eksekutif Yayasan Bambu Lestari, Monica Tanuhandaru mengatakan Kampus Desa Bambu Agroforestri Turetogo merupakan pusat pendidikan, penelitian, pembibitan, dan penanaman bambu berbasis masyarakat.
Konsepnya menciptakan peluang ekonomi, dan konservasi kekayaan bambu endemik Indonesia.
Serta, pentingnya bambu bagi restorasi lahan, konservasi air, dan mitigasi perubahan iklim, termasuk penanaman di areal lahan kritis.
Pada tahun 2022, total penerima manfaat telah mencapai 3.203 orang yang berperan dalam menyemai 2,8 juta bibit bambu di seluruh Indonesia.
“Kami melibatkan masyarakat di 127 desa, dari bibit itu telah ditanam lebih dari 1,5 juta bibit bambu,” kata Monica Tanuhandaru.
Monica Tanuhandaru mengatakan hal itu saat meneruma kunjungan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, di Kampus Desa Bambu Turetogo Desa Ratogesa, Golewa, Ngada, Nusa Tenggara Timur, Minggu (11/9/2022).
Kampus Bambu Turetogo berjarak sekitar 33 km dari Bandara Soa Bajawa, melewati jalan akses Bandara-Piga-Tarawaja-Waebetu yang merupakan jalan kabupaten sepanjang 18,5 km.
Kemudian jalan provinsi Waebetu-Jalan Soekarno Hatta sepanjang 1,2 km dan masuk jalan nasional Jalan A Yani-Jalan Gatot Subroto-Simpang Bajawa-Malanuza sepanjang 15,21 km.
Dan, akses Kampung Bambu Turego dari Simpang 3 Were menuju lokasi sekitar 3,2 km yang merupakan jalan kabupaten.