Kudeta PKI Tahun 1965 di Sumatera Selatan, Lampung dan Bengkulu

Pada tanggal 26 September 1965 sampai dengan 30 September 1965, para tokoh CDB Sumatera Selatan mengadakan rapat pleno.

Rapat menghasilkan Kebulatan tekad menghadapi Dewan Jenderal, Pembentukan Komando Aksi dengan Ketua Ajad Darwis dan Wakil Ketua Muhammad Dhuri, Memperluas aksi massa mengganyang setan desa dan setan kota dan kegiatan pengumpulan dana.

Dengan meletusnya G 30 S/PKI tanggal 1 Oktober 1965 yang didahului oleh pembunuhan terhadap para jenderal Pimpinan AD, maka CC PKI mengirim anggotanya bernama Suwardiningsih ke Palembang.

Tujuannya ialah agar masyarakat Palembang memberi dukungan secara luas baik dari ormas, partai mau pun pejabat penting di Palembang.

Selain itu juga mengusahakan agar Pengurus Daerah Front Nasional segera menentukan sikapnya, dan CDB PKI Sumsel segera mengeluarkan statement untuk mendukung G30S/PKI dan Dewan Revolusi.

Tanggal 1 Oktober 1965, Suwardiningsih tiba di Palembang dari Jakarta. Ia datang atas instruksi Sudisman dari CC PKI.

Selanjutnya ia mengadakan pembicaraan dengan para tokoh CDB setempat, antara lain Achmad Zuron, Nurdin Thais, Hasan Arsyad, Zainal Abidin, Dharwansyah, Muhammad Dhuri, dan Ting Suwarni (Dewan Pimpinan Nasional SOBSI).

Ia memberikan instruksi sesuai dengan perintah dari CC PKI yaitu segera menyelesaikan pengumuman dari G30S pembentukan Dewan Revolusi melakukan aksi coret-coret dan memasang pamflet-pamflet mendukung G30 S membagikan senjata kepada simpatisan PKI, serta melakukan penculikan terhadap tokoh-tokoh anti komunis.

Pelaksanaan pembagian senjata dilakukan oleh Achmad Imron dibantu oleh Hasan Arsyad dan hasilnya dilaporkan kepada Kamaruzaman.

Lihat juga...