2 Oktober 1965 [III], Mayor Jenderal Soeharto ke Bogor
OLEH NOOR JOHAN NUH * penulis buku dan bergiat di forum Yayasan Kajian Citra Bangsa (YKCB) Jakarta
2 Oktober 1965 bagian [II] – Kolonel Sarwo Edhie ke Bogor
Jenderal Soeharto bertemu Presiden Soekarno
Pukul 13.00, dari markas darurat Kostrad, mengendarai Jeep dikawal Panser Saladin, Mayor Jenderal Soeharto berangkat ke Istana Bogor.
Wartawan Sinar Harapan Daud Sinyal, pada waktu itu bertugas di markas darurat Kostrad, membuat catatan mengenai kegiatan di sana hari itu; Soeharto berangkat ke Bogor dengan pengawalan panser, dan baru kembali menjelang malam. Sekembali dari Bogor, para Jenderal berkumpul di sebuah ruangan untuk mendengar hasil pertemuan Mayor Jenderal Soeharto dengan Presiden Soekarno. .
Dalam biografi Soeharto ditulis; Saya disambut dengan salaman oleh Presiden Soekarno setelah saya memberi hormat kepadanya. “Silakan ambil tempat duduk”, kata Bung Karno. Langsung Bung Karno menyambung, “Harto, kejadian seperti ini, kejadian biasa dalam revolusi. Dan harus kita mengerti malah dalam hal ini kita harus prihatin.” Diam sejenak dan sambungnya lagi, “Dan Angkatan Darat jangan sampai mencurigai Angkatan lain. Omar Dhani telah memberi tahu pada saya, Angkatan Udara tidak tahu menahu mengenai peristiwa ini, dan sama sekali tidak ikut campur.”
“Bapak Presiden”, kata saya; “Pada kesempatan ini saya juga ingin melaporkan bahwa atas inisiatif saya sendiri, saya telah mengambil komando dan mengambil alih sementara Pimpinan Angkatan Darat. Inisiatif ini saya ambil karena biasa, apabila Jenderal Ahmad Yani berhalangan, selalu saya yang ditunjuk mewakili beliau. Selain daripada itu, untuk menjaga kekosongan Pimpinan Angkatan Darat, dan untuk memberi ketenangan kepada umum dan para Panglima Kodam, inisiatif ini sudah saya umumkan melalui RRI.”