3 Oktober 1965 [II], Sukitman penunjuk sumur Lubang Buaya

OLEH NOOR JOHAN NUH * penulis buku dan bergiat di forum Yayasan Kajian Citra Bangsa (YKCB) Jakarta

Agen Polisi Sukitman yang ikut diculik ke Lubang Buaya karena dikira pengawal Jenderal DI Panjaitan, menjadi saksi pembantaian jenderal-jenderal Angkatan Darat. Ia menyaksikan para jenderal itu disiksa, diseret dari tempat penyiksaan ke sumur tua sambil terus dipukuli, dilempar ke dalam sumur dengan posisi kepala ke bawah dan dihujani rentetan tembakan.

Seperti diketahui, dari enam jenderal dan satu perwira pertama Angkatan Darat yang diculik oleh pemberontak Gerakan 30 September, tiga orang dibunuh di rumahnya yaitu, Jenderal A Yani, Jenderal MT Haryono, dan Jenderal DI Panjaitan, sedangkan empat orang lainnya masih dalam keadaan hidup.

Baca Juga: 3 Oktober 1965 [I], Loyalitas jenderal-jenderal Angkatan Darat kepada Mayor Jenderal Soeharto

Sukitman yang sejak diculik pagi hari tanggal 1 Oktober, sepanjang hari itu mengalami tekanan  mental sangat luar biasa besar dan tidak tidur sepanjang hari. Pada waktu pasukan TNI berhasil menguasai Halim, 2 Oktober 1965, Sukitman yang ditinggal kabur oleh gerombolan Gerakan 30 September, sedang tertidur pulas di bawah truk dan dibangunkan oleh pasukan TNI.

Oleh pasukan TNI,  Sukitman dibawa ke Markas Tjakrabirawa untuk diinterograsi. Selanjutnya dibawa ke Markas Kodam untuk kembali diinterogasi oleh Panglima Kodam V Jaya Mayor Jenderal Umar Wirahadikusuma. Dan kemudian dibawa ke Markas RPKAD di Cijantung dan kembali diinterogasi oleh Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie.

Sarwo Edhie meminta Sukitman membuat sketsa denah arah Lubang Buaya di papan tulis. Sebelumnya sketsa sudah dibuat saat diperiksa oleh Tjakrabirawa yang tindasannya sudah dimiliki  Sarwo Edhie.

Lihat juga...