3 Oktober 1965 [III], Jenazah para jenderal dipendam dalam sumur tua
OLEH NOOR JOHAN NUH * penulis buku dan bergiat di forum Yayasan Kajian Citra Bangsa (YKCB) Jakarta
Selain menerima laporan dari Kolonel Sarwo Edhie, Mayor CPM Soebardi (ajudan Pak Yani) bergegas ke markas Kostrad untuk melaporkan langsung kepada Mayor Jenderal Soeharto.
Dilaporkan bahwa pasukan RPKAD dibantu masyarakat di sekitar Lubang Buaya telah menemukan sumur yang diduga kuat adalah jenazah para perwira Angkatan Darat. Sumur berdiametar tujuh puluh lima sentimeter ditutup dengan timbunan sampah dan tanah. Setelah timbunan sampah dan tanah itu diangkat, pada kedalaman dua belas meter, ditemukan sepasang kaki manusia yang diduga adalah kaki salah satu jenazah jenderal Angkatan Darat yang sedang dicari.
Baca Juga: 3 Oktober 1965 [I], Loyalitas jenderal-jenderal Angkatan Darat kepada Mayor Jenderal Soeharto
Berita ditemukannya sumur yang diduga kuat jenazah para jenderal dan perwira Angkatan Darat menjadi kabar gembira bagi prajurit-prajurit Angkatan Darat yang sudah sejak dari tanggal 1 Oktober siap siaga di markas Kostrad.
Kapten CZI Robertus Soekendar, pada waktu itu sebagai Kasi II Gugus Zeni Kostrad (kemudian menjadi Resimen Zeni Tempur I/Kostrad). Saat bertugas di Yogyakarta, pernah mengevakuasi jenazah di dalam sumur beracun dengan dibantu oleh prajurit dari Komando Intai Para Amfibi (Kipam) yang masuk ke dalam sumur beracun dengan menggunakan peralatan selam.
Konsep Evakuasi dari Kapten CZI Robertus Soekendar
Karena itulah, mengetahui dikedalaman sumur dua belas meter diketemukan kaki jenazah yang sudah sangat membusuk, dan ada yang pingsan di dalam sumur akibat bau yang sangat menyengat, Robertus Soekendar membuat konsep evakuasi jenazah. Konsep itu disampaikan kepada Wakil Asisten Logistik Kostrad, Letnan Kolonel Rahwono. Oleh Letnan Kolonel Rahwono konsep evakuasi jenazah diajukan kepada Panglima Kostrad.