4 Oktober 1965 [II], Sersan KKO-AL Saparimin yang masuk pertama

OLEH NOOR JOHAN NUH * penulis buku dan bergiat di forum Yayasan Kajian Citra Bangsa (YKCB) Jakarta

Di antara tim  evakuasi yang dapat dikatakan paling ahli dalam menyelam adalah Sersan Mayor KKO Saparimin karena dia pernah berlatih selam di Rusia.  Awalnya Saparimin ragu untuk masuk ke dalam sumur karena mengkhawatirkan didasar sumur dipasang bahan peledak sebagai penghalang pengangkatan jenazah. Hal tersebut biasa dilakukan militer sebagai pengaman barang yang disimpan.

Sementara Saparimin dalam keraguan, Kopral Kandau memasangkan alat selam di badannya sambil membesarkan hatinya; “Ora opo-opo,  Min.” Meskipun masih diliputi keraguan, setelah alat selam terpasang, Saparimin yang pertama masuk ke dalam sumur untuk melakukan observasi.

Baca Juga: 4 Oktober 1965 [I], Meminta bantuan Ki IPAM KKO-AL

Hasil observasi disebutkan bahwa di dasar sumur diameternya lebih besar dibandingkan permukaan, maka ada ruang gerak agak lebar untuk mengikat jenazah dengan tali.

Selanjutnya masuk ke dalam sumur mengenakan alat selam  prajurit RPKAD Kopral Anang.  Pengangkatan jenazah sesuai dengan petunjuk dr. Rubiono Kertapati yaitu mengikatkan tali di bagian kaki. Jenazah pertama yang berhasil dikeluarkan dari dalam sumur adalah jenazah Letnan Satu Pierre Tendean, sesuai dengan yang dikatakan Sukitman bahwa Tendean (masih hidup) yang terakhir dimasukkan ke dalam sumur.

Kembali Sersan Mayor KKO Saparimin masuk ke dalam sumur. Dia mengikatkan tali pada kaki salah satu jenazah, namun jenazah itu tidak bisa ditarik karena tertindih jenazah yang lain. Karena terlalu lama di dalam sumur, Saparimin naik digantikan oleh Prajurit KKO Su-bekti.  Oleh Subekti jenazah yang menindih itu diikatkan terlebih dahulu hingga berhasil dievakuasi dua jenazah sekaligus  yaitu jenazah Jenderal S Parman dan Jenderal Suprapto.

Lihat juga...