FPL Palem swadaya lakukan konservasi tanaman langka Gunung Merapi
Admin
Seperti pohon Cangkring yang dipakai menjadi nama kecamatan Cangkringan, hingga pohon Kepuh yang digunakan sebagai nama desa Kepuharjo.
“Keberadaan pohon-pohon ini saat ini sudah semakin langka. Salah satu sebabnya adalah faktor alam yakni erupsi gunung Merapi seperti terjadi tahun 2010 lalu,” katanya.
Untuk melestarikan keberadaan pohon-pohon langka di kawasan lereng gunung Merapi tersebut, FPL Palem aktif melakukan kegiatan konservasi.
Salah satunya melakukan budi daya swadaya pohon-pohon langka itu.
“Salah satu pohon yang sedang coba kita perbanyak adalah pohon Kepuh, karena sudah sangat jarang ditemui. Padahal pohon ini sangat penting dan bagus untuk menjaga ketersediaan air tanah, mencegah longsor dan sebagainya,” ungkapnya.
Memiliki bentuk daun seperti ketela, Pohon Kepuh yang mampu tumbuh setinggi 20-30 meter dengan diameter lingkar batang 1 meter ini coba dibudidayakan FPL Palem dengan cara penyemaian biji.
“Namun kita cukup kesulitan mencari biji pohon ini karena memang pohon Kepuh yang sudah besar dan berbuah sangat sulit ditemui. Ini saja kita harus mencari biji sampai ke daerah Jawa Barat,” katanya.
Menurut Parjono, hasil perbanyakan bibit pohon langka seperti Kepuh ini nantinya akan dibagikan kepada masyarakat sekitar untuk ditanam di kawasan lereng gunung Merapi. Sehingga diharapkan kelestarian pohon-pohon langka ini dapat terjaga.
“Kita hanya berharap pohon-pohon langka yang ada di Indonesia ini tidak punah begitu saja. Sehingga anak cucu kita nanti tetap bisa mengetahui. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini bisa menginspirasi masyakarat daerah lain daerah agar ikut melakukan hal yang sama,” katanya.