Kasus Stunting di Bantul capai 3.056, Wabup minta cari akar masalahnya

Admin

YOGYAKARTA, Cendana News – Saat ini di Kabupaten Bantul terdapat 3.056 kasus stunting. Jumlah kasus ini diketahui dari hasil monitoring terhadap kelompok sasaran audit utama.

Sasaran audit utama kasus stunting di kabupaten Bantul itu adalah calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta, dan balita.

Sementara berdasarkan lokus percontohan audit kasus stunting di sejumlah kalurahan di Bantul terdapat risiko stunting.

Risiko stunting itu antara lain ada di Kalurahan Caturharjo, Pandak atau wilayah Puskesmas Pandak II.

Adapun faktor utama penyebab risiko tinggi stunting terbanyak adalah overweight, underweight, KEK, anemia, dan perokok pasif.

Hal tersebut teruangkap dalam acara Diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS) Kabupaten Bantul yang diselenggarakan oleh Dinas P3APPKB bersama Satgas Percepatan Penurunan Stunting dan BKKBN, pekan ini.

Acara tersebut berlangsung di ruang Mandala Sabha Madya Gedung Induk, dihadiri Wakil Bupati Bantul, Jajaran Forkopimda se-Kabupaten Bantul, Ketua Tim Satgas Percepatan Stunting DIY.

Hadir pula Panewu Pandak, Kepala Puskesmas Pandak II, Lurah Caturharjo, dan banyak lagi.

Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo yang juga salah satu Tim Audit Kasus Stunting, berharap data hasil audit ini nantinya tidak hanya sekadar menjadi data yang diketahui saja.

Karenanya dia mengajak untuk segera action mencari akar permasalahan mengapa angka stunting masih tinggi.

“Akar permasalahan yang muncul dari sana kita pelajari, jangan sampai muncul di pedukuhan, kalurahan, atau di kapanewon lain,” katanya, dikutip dari laman bantulkab, Kamis (27/10/2022).

Lihat juga...