La Nina Triple Dip sebabkan petani cabai alami penurunan hasil panen
Editor: Koko Triarko
YOGYAKARTA, Cendana News – Fenomena La Nina Triple Dip yang terjadi di Indonesia saat ini mengakibatkan musim hujan tiba lebih awal.
Di sektor pertanian, fenomena La Nina Triple Dip ini berimbas cukup besar.
Tak sedikit petani salah memperhitungkan musim tanam yang akibat fenomena La Nina Triple Dip tersebut, sehingga hasil panen tidak maksimal.
Hal itu seperti dirasakan seorang petani cabai di Dusun Bubur Duwet, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Suhariyanto.
Dia menanam komoditas cabai sejak dua bulan dengan perhitungan masa panen pada bulan Oktober-September ini.
Namun ternyata sejak awal Oktober musim hujan sudah tiba, sehingga mengakibatkan perkembangan tanaman cabai terhambat.
“Banyak tanaman cabai mengalami busuk batang karena terkena hujan intensitas tinggi. Akibatnya tak sedikit tanaman layu dan mati,” katanya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Suhariyanto mengaku harus melakukan penyemprotan fungisida dengan intensitas cukup tinggi. Ini untuk mencegah perkembangan hama jamur.
Suhariyanto memprediksi, dengan kondisi musim penghujan seperti saat ini hasil panen cabai keriting miliknya akan mengalami penurunan hasil hingga 50 persen.
“Kalau musim hujan, hasil panen jelas menurun drastis. Jika biasanya dari sekitar 25.00 batang bisa menghasilkan 130 kilogram cabai sekali petik, saat musim penghujan paling hanya 50 kilogram saja,” ungkapnya.
Selain hasil panen yang menurun drastis, petani cabai seperti Suhariyanto juga harus mengeluarkan biaya operasional lebih tinggi untuk membeli pestisida.
“Penyemprotan fungisida harus lebih sering agar tanaman tidak mati. Untuk menghemat biaya operasional, biasanya saya akan mengurangi intensitas penggunaan pupuk. Meskipun kesuburan tanaman tentu akan berkurang,” katanya.