SOLO, Cendana News – Batik sudah diakui sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia. Sebagai hasil seni adiluhung, batik juga bukan sekadar benda fungsional. Namun, memiliki nilai filosofi dan tata cara penggunaannya.
Tidak hanya DI Yogyakarta, batik juga ada di banyak daerah lain di Indonesia. Salah satunya, di Kota Solo, Jawa Tengah.
Batik yang berkembang di tiap-tiap daerah memiliki unsur yang berbeda, di antaranya pada motif dan pewarnaan.
Motif batik pun tidak asal dibuat, karena masing-masing motif mengandung makna.
Mengutip laman surakarta.id, berikut ini ragam motif batik dan nilai filosofi batik dari Solo, Jawa Tengah.
Motif Kawung
Bentuknya mirip buah kawung, yakni sejenis buah kelapa atau buah kolang-kaling.
Motif ini diartikan bahwa manusia sebagai pancer (pusat) dipengaruhi oleh empat sumber tenaga alam yang terpancar dari empat arah mata angin.
Motif kawung juga bisa membawa simbol, agar pemakainya bisa mengendalikan hawa nafsu dan hati nurani.
Motif jenis ini biasanya digunakan dalam upacara mitoni, ruwatan, hingga sebagai penutup jenazah.
Motif Parang
Melambangkan ketajaman rasa, pikir, dan kekuatan dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan.
Selain itu, motif ini juga merupakan simbol pengharapan masa depan yang baik.
Umumnya, motif parang berguna untuk memperingati kelahiran bayi dan perawatan ari-ari.
Motif Truntum
Berupa gambaran serupa kuntum, yakni kembang di langit yang bentuknya mirip kembang tanjung.
Mayoritas motif jenis ini ada pada kain untuk menggendong bayi. Dengan memakai motif truntum, harapan bagi pemakainya agar kelak dewasa, sang anak diwarnai rasa cinta kasih kepada sesama, alam lingkungan, makhluk ciptaan Tuhan, dan mampu memelihara cinta untuk kebaikan.