Pembagian ribuan berkat dan hadiah jadi tradisi Maulid Nabi di Kampung Mlangi
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
YOGYAKARTA, Cendana News — Peringatan hari Maulid Nabi Muhammad SAW, yang jatuh pada Sabtu (08/10/2022) hari ini diperingati segenap elemen masyarakat kampung Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta dengan penuh sukacita.
Untuk pertama kalinya, pasca pandemi Covid-19, kampung Mlangi yang merupakan pusat kawasan pondok pesantren tertua di Yogyakarta ini kembali ramai dipenuhi warga yang mengikuti peringatan hari Maulid Nabi yang dipusatkan Masjid Pathok Negoro, Mlangi.
Ribuan masyarakat sekitar nampak memenuhi Masjid Kagungan Dalem Kraton Yogyakarta ini sejak pagi. Mengenalkan pakaian koko, sarung, serta peci, mereka terlihat duduk bersila saling berdempetan di sekitar areal salah satu masjid tertua di Yogyakarta ini.
Begitu acara dimulai siang harinya pasca sholat Dzuhur, mereka lantas melantunkan bacaan sholawat dari syair kitab Al Barzanji, secara bersama-sama.
Riuh lantang suara lantunan bacaan sholawat dengan iringan langgam gamelan Jawa nampak terdengar hingga ke penjuru kawasan Masjid. Mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa hingga orang tua, nampak kompak melantun sholawat secara bersama-sama.
“Tradisi Maulidan ini sudah ada sejak awal kampung Mlangi ini didirikan pertama kali oleh Mbah Kyai Nur Iman. Kira-kira sekitar tahun 1755an setelah perjanjian Giyanti. Setiap tahun warga selalu membacakan sholawat di masjid ini secara bersama-sama,” ujar tokoh masyarakat kampung Mlangi, Muhammad Mustafid (Gus Tafid), yang juga ketua panitia kegiatan.
Gus Tafid mengatakan, kegiatan maulidan ini digelar secara turun-temurun setiap tahun melanjutkan tradisi para Wali terdahulu. Selain sebagai bentuk ungkapan syukur, maulidan juga sekaligus menjadi perayaan kegembiraan, penghormatan, sekaligus mengagungkan Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa agama Islam di muka bumi.