Bapa Langit Ibu Bumi
CERPEN A. DJOYO MULYONO
Jika memang uwak akan menyerahkan pemerintahan di tangannya dan seluruh keturunannya kelak, apakah suatu keharusan demikian sebuah perkawinan untuk tidak dengan jodoh yang lain?
Mungkinkah uwak mengharapkan keturunan yang punjul sejagat juga agar keturunaannya kelak kuat memegang tahta pemerintahan Cirebon?
Semua pemikiran itu memenuhi kepalanya, berbagai macam pertimbangan diam-diam dilakukan di hatinya, tidak bisa dipungkiri, untuk menyanggupi permintaan uwak-nya sangatlah tidak mudah. Sebagai orang yang awas akan hukum alam dan ilahi, ia tidak mau asal memutuskan suatu perkara, bahkan jika itu berasal dari uwak-nya sendiri, keluarganya sendiri yang selama ini dihormati.
Maka agar tidak lama menunggu jawaban darinya, ia mencoba memikirkan dan menimbang dari pikiran dan hatinya kepada pandangan yang terakhir, yaitu masalah nasab yang selama ini diperhatikan oleh uwak-nya dengan baik itu, dan kelanggengan hidup tentang siapakah jodoh sejati yang telah digariskan dengan dirinya.
Jodoh sejati bagi dirinya sangatlah penting untuk bagaimana kelak menjalani hidup, selain mempengaruhi seperti apa lika-liku menjalani bahtera rumah tangga, juga bagaimana kelak anak keturunannya digariskan, sekali salah menjalani sunatullah ini, menurutnya akan melenceng sedikit dari apa yang sesungguhnya telah Gusti garis pertama kali.
Satu hal yang perlu dipertimbangkan dari keputusan uwak-nya itu adalah masalah nasab, jika benar sangatlah teliti uwak-nya karena telah menjadikan dirinya dan seluruh anak keturunannya yang kelak memegang tahta pemerintahan Cirebon, memang benar, dirinya harus bersanding bersama sepupunya sendiri.