Ini kelebihan dan kekurangan sistem kawin suntik pada budidaya domba dan kambing
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
YOGYAKARTA, Cendana News – Tak sedikit peternak domba atau kambing, saat ini telah memanfaatkan Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik dalam menjalankan budidaya ternak mereka.
IB dipilih karena memiliki sejumlah kelebihan jika dibandingkan dengan sistem kawin memanfaatkan domba atau pejantan seperti pada umumnya.
Salah seorang peternak domba asal Mlati, Sleman, Yogyakarta, Ari Wibowo menyebutkan, pemanfaatan IB untuk breeding domba memiliki kelebihan yang lebih praktis.
“Kalau pakai IB kita peternak bisa menentukan jenis pejantan apapun dengan lebih mudah. Walaupun tanpa harus memiliki pejantan sendiri,” katanya.
Hal itu dikatakan Ari membuat peternak lebih cepat menghasilkan jenis doma silangan yang diinginkan. Baik itu menggunakan jenis domba Garut, Awassi, Dorper, Merino, Gibas dan sebagainya.
Saat ini, peternak domba juga dapat dengan mudah melakukan IB karena telah banyak jasa kawin suntik di setiap daerah. Baik itu melalui Puskeswan setempat maupun swasta.
“Untuk tarifnya berkisar antara Rp35 ribu sekali suntik. Namun itu untung-untungan. Kadang sekali suntik bisa langsung bunting. Namun ada yang juga tidak, sehingga harus dilakukan beberapa kali,” katanya.
Menurut Ari, persentase keberhasilan proses kawin suntik menggunakan IB sangat tergantung pada tingkat birahi domba betina. Sehingga setiap peternak harus jeli.
“Kalau domba betina kita sedang masa puncak birahi harus segera disuntik IB. Sehingga peluang bunting akan tinggi. Kalau masa birahi terlewatkan, maka kemungkinan akan kecil,” ungkapnya.
Hal ini dikatakan Ari menjadi kekurangan dari proses kawin sistem IB pada ternak domba. Sebab jika menggunakan pejantan secara langsung dengan sistem koloni, maka pasangan akan dapat melakukan perkawinan secara alami.