Kasus stunting di Cilacap sudah di bawah standar WHO
Admin
JAWA TENGAH, Cendana News – Hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menyebut angka stunting di Cilacap tahun 2021 menurun hingga 17,9 persen atau di bawah standar WHO.
Angka kasus stunting di Cilacap sebesar 17,9 persen itu sudah memenuhi target standar WHO di bawah 20 persen.
Meski angka kasus stunting di Cilacap sebesar 17,9 persen itu sudah di bawah standar WHO, namun target nasional pada tahun 2024 harus mencapai kurang dari 14 persen.
Karena itu, upaya penurunan stunting mendapat perhatian dan dukukungan semua elemen masyarakat, baik sektor pemerintah maupun swasta.
Sekretaris Dinas Kesehatan, dr Ari Windy Hardhanu menyampaikan hal itu dalam acara Diseminasi Hasil Pengukuran dan Publikasi Stunting di Aula Dinas Kesehatan Cilacap, pekan lalu.
Menurutnya, tren kasus stunting di Cilacap dalam kurun 4 tahun sejak ditetapkan sebagai lokus stunting tahun 2018, prevalensi terus menurun.
Diapun mengingatkan, bahwa stunting berdampak serius bagi generasi selanjutnya. Stunting bisa menyebabkan 3G, yaitu Gagal Tumbuh, Gagal Kembang dan Gagal Metabolik.
“Anak yang menderita gagal metabolik dan stunting akan berisiko terhadap timbulnya penyakit tidak menular (PTM), atau penyakit degeneratif seperti Diabetus Militus, Jantung, Hipertensi, Cancer dan lainnya,” kata dr Ari.
Sementara itu Sub Koordinator Kesehatan dan Gizi Dinkes Cilacap, Endah Puspitowati mengatakan melalui pengukuran dan publikasi stunting bisa mengetahui progess capaian penurunan stunting.
Menurutnya, setiap tahun dilakukan pemantauan pertumbuhan pada periode tertentu untuk mengetahui capaian penurunan prevalensi stunting.