Kisah ‘Coker’ wanita perkasa di kawasan Penambangan Pasir Kali Gendol Merapi
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
YOGYAKARTA, Cendana News – Di tengah hiruk pikuk antrian truk dam yang hendak menambang pasir, sejumlah wanita paruh baya nampak terlihat di kawasan penambangan hulu Kali Gendol, Gunung Merapi, Cangkringan, Sleman, setiap paginya.
Tanpa mengenal rasa takut akan segala resiko bahaya, mereka nampak akrab bergaul dengan para pekerja penambang pasir lainnya yang mayoritas merupakan kaum lelaki bertubuh kekar.
Setiap ada truk bermuatan penuh pasir hendak keluar dari kawasan Kali Gendol itu, mereka lantas bergegas menghampiri. Dengan cekatan mereka lalu memanjat naik ke atas bak truk tersebut.
Tugas mereka sederhana, meratakan pasir di atas bak truk agar siap dikemas dan bisa segera berangkat menuju lokasi tujuan pengantaran.
Para wanita perkasa ini biasa disebut ‘Toker’ atau ‘Coker’. Sebuah profesi di kawasan penambangan pasir Kali Gendol Gunung Merapi yang jarang diketahui.
Salah satu dari sekian ‘Coker’ itu adalah Sartinah (62) warga dusun Manggong, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman. Ia mengaku sudah setahun terakhir melakoni pekerjaan tersebut.
Ibu tiga anak ini mengaku rutin datang setiap hari ke kawasan penambangan pasir Kali Gendol Gunung Merapi untuk sekedar mendapat penghasilan demi mencukupi kebutuhan keluarga.
Bermodalkan alat sederhana berupa sengkrong, ia bersama para Coker lainnya biasanya akan datang pagi-pagi sekali sekitar pukul 07.00 WIB.
“Kita ‘Noker’ itu sekedar membantu para sopir. Jadi tidak ada patokan tarif berapa. Ya seikhlasnya si sopir saja. Ada yang kasih kita Rp10 ribu Rp5 ribu, ada juga yang tidak kasih ya tidak apa-apa,” katanya.
Biasa mangkal hingga siang hari, Sartinah mengaku bisa mengantongi uang puluhan ribu rupiah setiap harinya.