‘Mother of Temple’ Pura Besakih Bali dibangun oleh Resi dari Jawa?
Admin
JAKARTA, Cendana News – Pura Besakih merupakan tempat peribadatan terbesar umat Hindu di Bali.
Pura Besakih di Bali yang dijuluki sebagai ‘Mother of Temple’ ini merupakan kompleks peribadatan seluas 12 kilometer persegi.
Bangunan Pura Beaskih Bali tersebut terdiri dari satu pura utama, yakni Pura Penataran Agung, dan 17 pura kecil.
Tempat peribadatan umat Hindu terbsar dui Bali ini akan menjadi salah satu desyinasi wisata bagi peserta KTT G20.
Secara administratif, Pura Besakih berada di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, di ketinggian hampir 1.000 meter di atas permukaan laut.
Pura Besakih berada di barat daya Gunung Agung yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Dewata.
Dari Denpasar, Bali, pengunjung harus menempuh jarak sekitar 53,3 kilometer dengan waktu tempuh sekitar dua jam perjalanan darat.
Perjalanan menuju Pura Besakih akan melewati panorama Bukit Jambul.
Sementara itu dalam sejarahanya nama besakih berasal dari Bahasa Sansekerta, ‘wasuki’. Sedangkan dalam bahasa Jawa Kuno disebut ‘basuki’ yang berarti selamat.
Besakih juga dikaitkan dengan mitologi naga basuki sebagai penyeimbang Gunung Mandara.
Tidak ada catatan resmi mengenai siapa pendiri Pura Besakih, tapi ada beberapa versi cerita rakyat setempat.
Peneliti budaya asal Australia yang bekerja di Museum Nasional Etnologi Leiden, David J Stuart Fox, mengungkap hal itu dalam bukunya Pura Besakih: Temple, Religion, and Society in Bali.
Dalam buku setebal 470 halaman itu, dia menjelaskan salah satu cerita soal pendiri Pura Besakih didapat oleh Fox dari buku Het Adatrecht van Bali karya Dr VE Korn pada tahun 1932.