Indonesia masuk risiko polio karena cakupan imunisasi, rendah

Admin

JAKARTA, Cendana News – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan berdasarkan capaian imunisasi rutin dalam tiga tahun terakhir, Indonesia masuk kategori negara dengan risiko polio.

Untuk itu Kemenkes memberi perhatian khusus pada wilayah yang cakupan imunisasinya masih rendah, dan rawan terjadi KLB seperti di Aceh.

Selain melalui upaya penguatan imunisasi rutin, Kemenkes juga melakukan upaya pelacakan untuk memastikan seluruh bayi mendapatkan 4 dosis imunisasi bOPV, dan 1 dosis imunisasi IPV lengkap sesuai usia. Serta meningkatkan analisa dan pemanfaatan data.

Plt Direktur Imunisasi, dr prima Yosephine, mengatakan semua sasaran bayi itu harus sudah mendapatkan lengkap imunisasi polio.

Imunisasi lengkap itu adalah 4 dosis untuk polio yang tetes, dan satu dosis untuk suntikan sesuai usia anak.

Upaya lainnya dengan melaksanakan imunisasi kejar bagi anak usia 12-59 bulan yang belum atau tidak lengkap status imunisasinya.

Hal tersebut karena imunitas atau vaksin untuk mencegah tertular polio tipe 2 hanya bisa didapatkan dari imunisasi suntikan.

Berdasarkan laporan cakupan imunisasi rutin, dua provinsi yang sangat berisiko tinggi dilihat dari cakupan vaksinasi oral di bawah 60 perssen pada tahun 2020.

Sementara ada 13 provinsi yang warnanya merah yang berarti beresiko tinggi, di mana cakupannya hanya berkisar 60-79 persen.

Kemudian, ada 13 provinsi juga yang cakupannya sedang, sebesar 80-94 persen, dan ada 6 provinsi dengan capaian cukup baik untuk imunisasi polio di atas 95 persen.

Jika dilihat berdasarkan kabupaten kota, dari 514 kabupaten kota masih ada 60 yang sangat beresiko, yang cakupannya di bawah 60 persen.

Lihat juga...