KOPI, BOLA dan BENCANA
(Warning bagi Pecinta Bola) Oleh: Abdul Rohman
Kamis pagi, 29 Desember 2022 saya masuk kembali ke Jakarta. Setelah mengantar anak liburan dan juga bertemu kakek-neneknya di Jatim.
Tahun baru sudah harus di Jakarta. Di rumah saja. Tidak perlu ke mana-mana. Riskan kalau tahun baru harus bertempur melawan macet. Apalagi ada indikasi cuaca akan ekstrim. RRC dan Jepang, covidnya juga melonjak lagi.
Pagi, 29 Desember itu Jakarta masih sepi. Mungkin banyak orang masih mengantisipasi warning BRIN. Tanggal 28 Desember Jakarta akan dihantam hujan badai. Bahkan PJ Gubernur Heru membuat kebijakan WFH untuk hari itu.
Orang yang tinggal di Jakarta tentu banyak menduga-duga. Kalau benar hujan badai tanggal 28, tanggal 29 Desember Jakarta masih akan tergenang banjir. Alhamdulillah, warning itu tidak terjadi.
Hujan tanpa henti memang. Tapi kecil. Ada sedikit angin di Jakarta Timur dan Tangerang. Tapi semua aman terkendali.
Siang mulai ketemu tetangga-tetangga. “Sudah tau ada kebakaran?”, tanyanya. “Ah.. kebakaran di mana?”, tanya saya. “Itu di Belakang Masjid Al Aqwam. Masih banyak yang ngungsi”, katanya lagi.
Saya kemudian pergi ke lokasi. Tepatnya RW 05 Kelurahan Pela Mampang. Belakang Masjid Al Aqwam jalan Bangka Raya Jakarta Selatan. Kalau dari jalan Tendean, lokasi kampung itu di belakang sekolah Tarakanita. Kalau mengambil jalan pintas dari Jalan Wijaya, masuk melalui “Jembatan Item”, kata orang asli lingkungan itu.
Itu perkampungan padat. Setelah saya tanya sana sini, ada banyak info berseliweran. Ada yang bilang menyasar 60 KK. Ada yang mengatakan 80 rumah terbakar. Tapi penjual bubur ayam di depan Masjid Al Aqwam bilang lebih. Ada 160 rumah terbakar. Hampir 3 RT. Sayangnya saya tidak mampir kantor RW menanyakan detailnya.