Luka di Hati Parto

CERPEN JANSEN WILLIAM

Lalu mengkhayal-khayalkan wajah gadis penjual pisang goreng berseri-seri dihiasi senyum bersahabat setiap melayani pembelinya. Namun, terkadang Parto terbakar api cemburu saat menyaksikan gadis penjual pisang goreng sangat ramah melayani setiap pembelinya.

Namun kemudian, Parto tak memperdulikan semua itu dan semakin dahsyat mengkhayal lagi. Seandainya kamu bersedia jadi istriku, pasti hatiku sangat bahagia. Kamu akan kuperkenalkan kepada orangtuaku di kampung, bisik hati Parto amat blingsatan.

Parto terlalu yakin mampu menaklukkan gunung hati gadis penjual pisang goreng. Juga Parto terlalu yakin gadis penjual pisang goreng berasal dari desa, sehingga tak mungkin mendambakan calon suami seorang pemuda kota yang kebanyakan terkontaminasi arus modernisasi.

Dan Parto sangat yakin gadis penjual pisang goreng sangat mengharapkan pemuda sederhana dari desa. Juga Parto sangat yakin dirinya adalah pemuda satu-satunya yang diidam-idamkan gadis penjual pisang goreng itu. Lalu Parto tersenyum-senyum sendiri, dan tiba-tiba hatinya berbunga-bunga setaman.

Kota ini tak seluas kota Jakarta! Besok kamu akan kucari sampai dapat! Akan kubuktikan bahwa aku pemuda desa yang sangat bertanggung jawab! Kalimat-kalimat heroik itu berlompatan dari hati Parto. Sangat deras berlompatan melambungkan semangat Parto hingga setinggi Gunung Sumantri.

Juga semngatnya meletup-letup bak letupan-letupan mercon menyambut hari lebaran. Namun kemudian, Parto tersadar dari dunia khayalannya lantaran ditegur senja yang mulai merambat datang.

Selanjutnya Parto pun bangkit dari kursi panjang itu. Namun, saat Parto akan melangkah menuju Pangkalan Ojek, tiba-tiba mobil sedan BMW warna putih seri terbaru berhenti di samping Parto, persis di sudut toko besi itu.

Lihat juga...