Pelaku usaha kuliner pasrah omzet turun karena harga bahan baku naik
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG, Cendana News – Kenaikan sejumlah bahan baku sangat berdampak bagi sejumlah pelaku usaha kuliner. Mereka hanya bisa pasrah omzet menurun karena meningkatnya biaya produksi.
Santo, pemilik usaha pecel lele di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung menyebutkan, kenaikan harga bahan baku terjadi pada daging ayam, ikan lele, lalapan dan sejumlah bumbu, terutama cabai rawit, tomat rampai.
Harga daging ayam semula Rp24.000 per kilogram naik menjadi Rp26.000. Harga ikan lele dari semula Rp18.000 naik menjadi Rp20.000 per kilogram. Kenaikan harga sayur untuk lalapan mencapai Rp1.000 per ikat.
“Kenaikan harga bahan baku berimbas pada naiknya biaya produksi, namun kami tidak berani menaikkan harga karena sudah memiliki pelanggan tetap,” terang Santo saat ditemui Cendana News, Sabtu (17/12/2022).
Pemilik warung pecel lele Chogan di Jalan Yos Sudarso itu menyebut dalam sehari bisa menghabiskan 15 ekor ayam utuh. Daging ayam di belah menjadi empat bagian untuk kebutuhan kuliner ayam goreng.
Menyiasati omzet menurun, Santo mengaku mengandalkan order dari pesanan catering yang berasal dari karyawan pada pusat perbelanjaan.
“Selama ini warung menjual kuliner memanfaatkan aplikasi pembelian makanan secara online tapi sedang sepi order,”ungkapnya.
Selain itu, berkurangnya diskon dari sejumlah aplikasi perpesanan makanan juga ikut mempengaruhi omzet. Ia menyebut pesanan makanan dari aplikasi ikut mendongkrak penjualan, namun berkurangnya diskon, ongkos kirim ikut menurunkan penjualan usahanya.
Saat kondisi normal dalam sehari ia bisa mengantongi omzet Rp2 juta. Imbas kenaikan harga bahan baku ia menyebut omzet berkurang.