Petani melon di Sleman keluhkan harga sarana pertanian yang terus melambung
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
YOGYAKARTA, Cendana News — Sejumlah petani di kabupaten Sleman Yogyakarta mengeluhkan kenaikan harga sarana pertanian seperti pestisida, pupuk kimia maupun fungisida yang terus melambung sejak beberapa waktu terakhir.
Bagaimana tidak, akibat kenaikan ini para petani mengaku, mau tak mau harus mengeluarkan biaya operasional yang semakin tinggi untuk bisa menjalankan usaha budidaya pertanian mereka. Sementara di lain sisi keuntungan mereka justru semakin menipis.
Seperti dirasakan salah seorang petani melon, Nasrudin (28) asal Kokap Kulonprogo. Menanam melon di lahan sewaan, dusun Barepan, Moyudan, Sleman ia mengaku harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli pupuk serta fungisida.
Dikatakan selama beberapa waktu terakhir, harga pupuk kimia non subsidi mengalami peningkatan signifikan hingga mencapai rp60 ribu per karung. Seperti misalnya pupuk NPK yang meningkat dari semula Rp800 ribu menjadi Rp860 ribu per karung isi 50 kilogramnya.
Sementara untuk fungisida atau obat pengendali jamur, kata Nasrudin juga mengalami kenaikan signifikan hingga sebesar 10 ribu per botol. Yakni dari semula Rp70 ribu menjadi Rp80 ribu per botol isi satu kilogram.
“Jelas semakin memberatkan. Karena membuat keuntungan kita semakin menipis,” ungkapnya.
Menanam melon di lahan sewaan seluas kurang lebih 4500 meter persegi, Nasrudin sendiri mengaku harus tetap memanfaatkan pupuk kimia sebagai campuran pupuk kandang berupa kotoran burung puyuh. Pemanfaatan pupuk kimia ini mau tak mau harus tetap dilakukan guna memaksimalkan hasil panen.
Selain itu ia juga mengaku harus selalu menyemprot pestisida maupun fungisida secara rutin agar tanaman melon miliknya terhindar dari berbagai serangan hama penyakit. Terlebih di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu seperti saat ini, sangat berpengaruh terhadap penyakit seperti misal jamur daun.