YOGYAKARTA, Cendana News – Kelangkaan stok minyak goreng bersubsidi yang dikeluarkan pemerintah, yakni Minyak Kita, di pasaran, sejak beberapa pekan terakhir, membuat sejumlah pedagang melakukan pembatasan penjualan.
Pembatasan ini dilakukan para pedagang baik itu di tingkat grosir maupun di tingkat konsumen. Yakni dengan tujuan untuk menjaga stabilitas dan mencegah kenaikan harga.
Seperti terpantau di kawasan pasar tradisional Kowen, Sidokarto, Godean, Sleman, Yogyakarta. Salah seorang pedagang sembako, Riyan, mengakui cukup kesulitan mendapatkan pasokan minyak kita sejak beberapa pekan terakhir.
Adanya peraturan pembatasan penjualan dari pemerintah pusat, membuatnya mengalami penurunan pasokan minyak kita secara drastis. Jika ia bisanya mendapat pasokan minyak kita hingga sebanyak 25-30 karton per minggu. Kini hanya mendapat pasokan sebanyak 5 karton per minggu saja.
Selain mengalami pembatasan pasokan, Riyan juga mengaku harus bersaing dengan pedagang lain untuk bisa mendapatkan jatah Minyak Kita. Bahkan pihak pedagang tempatnya kulakan, mensyaratkan pembelian produk lain, dengan jumlah yang sama untuk bisa membeli Minyak Kita dalam jumlah banyak.
“Jadi kalau mau beli atau dapat pasokan minyak kita sebanyak 5 karton, kita juga harus beli mie instan atau produk lain sebanyak 5 karton juga. Kalau tidak mau ya kita tidak dapat jatah Minyak Kita,” katanya belum lama ini.
Terbatasnya pasokan minyak kita ini akhirnya membuat pedagang eceran seperti Riyan juga melakukan pembatasan serupa di tingkat konsumen. Ia mengaku membatasi pembelian minyak kita untuk setiap konsumen di kiosnya.