Selain Gizi, Hal Ini Juga Memperbesar Resiko Anak Alami Stunting

JAKARTA, Cendana News – Meski faktor penyebab utama gangguan pertumbuhan anak kerdil (stunting) akibat dari kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, namun Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) meyakini faktor sosial dan budaya seperti kurangnya kesiapan dalam berkeluarga dapat memperbesar risiko anak mengalami stunting.

Oleh karena itu, Menteri PPPA, Bintang Puspayoga, menegaskan bahwa intervensi penurunan angka stunting tidak boleh dilakukan hanya dari sektor kesehatan.

“Stunting juga memiliki hubungan yang erat dengan isu ketidaksetaraan gender. Ada situasi yang meningkatkan risiko ini seperti perkawinan anak, akses perempuan terhadap pendidikan yang masih rendah, kemiskinan pada perempuan, kesehatan ibu hamil, dan isu kekerasan terhadap perempuan. Ini pentingnya kesiapan berkeluarga baik laki-laki maupun perempuan,” ujar Menteri PPPA, dalam Peringatan Hari Gizi Nasional Ke-63 RSPI Sulianti Saroso secara virtual pada Kamis (2/2/2023).

Orang tua yang siap dalam membangun keluarga akan berpengaruh dalam kesiapan memiliki anak dan pengasuhan. Menteri PPPA menambahkan pengasuhan anak yang berkualitas juga merupakan kunci utama untuk mencegah stunting.

“Pengasuhan yang berkualitas dilakukan secara setara antara ayah dan ibu. Orang tua harus sama-sama bertanggung jawab, berakal dan berpengetahuan dalam mengasuh dan mendidik anak terutama dalam memperhatikan kecukupan gizi dan kesehatan anak dan keluarga,” tegasnya, seperti dimuat InfoPublik.

Penurunan angka stunting hingga 14 persen merupakan prioritas Pemerintah melalui Strategi Nasional (Stranas) Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) 2018-2024. Permasalahan stunting di Indonesia merupakan masalah serius yang berdampak panjang pada kesehatan dan mengancam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.

Lihat juga...