Tingkatkan Hasil Panen di Lahan Endemik Tikus, Petani Sleman Terapkan Sistem Salibu

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

YOGYAKARTA, Cendana News —Banyak cara dilakukan para petani untuk memaksimalkan hasil panen atau produksi beras di lahan pertanian mereka. Salah satunya adalah teknik budidaya atau sistem tanam padi Salibu.

Selain dapat menghemat tenaga dan memangkas waktu panen, sistem tanam Salibu juga banyak dipilih karena dapat menghemat biaya operasional. Sistem ini juga sangat cocok diterapkan di lahan endemik hama tikus.

Seperti dilakukan salah seorang petani asal Sumberagung, Moyudan, Sleman, Ponijo. Ia mengaku mulai menerapkan sistem tanam padi salibu sejak beberapa tahun terakhir.

Penerapan sistem ini dilakukan sesuai arahan pemerintah melalui Dinas Pertanian. Yakni untuk memaksimalkan hasil panen sekaligus menekan kebutuhan biaya operasional para petani, Khususnya yang menanam padi di lahan endemik hama tikus, seperti di Moyudan ini.

“Selain memiliki masa panen yang lebih singkat, kebutuhan biaya produksi sistem tanam padi Salibu ini juga jauh lebih rendah. Karena petani tidak perlu lagi melakukan pengolahan tanah seperti misalnya mentraktor, membeli dan menyemai benih, hingga memindah bibit dari lahan persemaian ke lahan sawah atau biasa disebut tandur,” katanya.

Sebagai salah satu inovasi teknologi guna memacu produktivitas atau peningkatan produksi pertanian,
sistem tanam Salibu sebenarnya sudah dikenal cukup lama. Sistem ini dilakukan dengan cara menumbuhkan lagi tunas padi setelah batang padi dewasa dipangkas untuk panen.

Penumbuhan tunas ini biasanya dilakukan satu minggu setelah masa panen dengan cara memotong pangkal batang padi setinggi kurang lebih 5 centimeter dari permukaan tanah. Sebelum dilakukan pemangkasan lahan sawah harus digenangi air selama tiga hari agar batang padi sisa panen tidak mati kekeringan.

Lihat juga...