Mengenai isu bilateral, Presiden Ranil memberikan perhatian positif atas ajakan Dubes RI untuk segera meluncurkan perundingan Preferential Trade Agreement (PTA) Indonesia-Sri Lanka serta dorongan bagi pencabutan kebiijakan pelarangan penanaman kelapa sawit. Dubes Dewi menyampaikan kesiapan Indonesia untuk sharing knowledge dan expertise di bidang kelapa sawit dengan Sri Lanka. Dubes Dewi juga membagi pengalaman mengenai kontribusi positif kelapa sawit bagi ekonomi Indonesia dengan tetap memperhatikan lingkungan melalui Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
Ekspor utama Sri Lanka ke negara-negara ASEAN pada umumnya berupa pakaian jadi, mutiara dan teh. Sedangkan impor umumnya terdiri dari bahan bakar, minyak, karet, dan mesin-mesin. Pertemuan juga mencatat bahwa Sri Lanka telah bergabung dengan ASEAN Regional Forum (ARF) dan penandatangan ASEAN Treaty Amity Cooperation (TAC).