Sumur Tua
CERPEN MUHAMMAD THOBRONI
Kembali perkataan panjang Mbah Man terhenti. Tidak untuk mengambil nafas. Hanya mengalihkan pandangan satu demi satu ke arah wajah para pamong praja.
“Ya. Meski mereka sering tak becus. Sering nyemelekethe. Sering sembrono. Ngawur. Tapi kita harus tetap percaya!! Biarkan mereka coba memperbaiki masa lalu menurut pandangannya sebagai pemilik zaman ini. Menentukan garis nasib manusia hari ini. Dan merancang apa saja yang dianggap baik untuk masa depan. Kita hanya masa lalu dan menumpang pada zaman ini!! ”
Suaranya lirih. Tidak melirik sedikitpun ke arah Mbah Man Perempuan. Sehingga dia tidak melihat perubahan sikap istrinya.
Mbah Man Perempuan melesat tiba-tiba. Tubuhnya melenting ke atas. Dan kakinya hinggap di atas wuwung rumahnya!! Terdengar suaranya lantang dari atas atap!!
“Kau tetaplah suamiku. Yang kucintai. Kusayangi. Kupuja-puja pagi siang malam. Meski kau selalu mengecewakan hatiku. Tak pernah menyenangkan diriku. Dan tak sekalipun membela keputusanku!! ”
Mbah Man Lelaki terkekeh. Dia paham istrinya merajuk. Marah. Tapi dia akan meluluhkan amarahnya.
“Tapi aku tetap marah kepada kalian!! Tidak ikhlas kalian hancurkan sumur tua ini. Meski kalian gusur, tapi akan kukejar sampai liang kubur!! Sampai kiamat!! Bahkan sampai akhirat!!”
Mbah Man Perempuan terus bersuara. Sampai dia kaget tanpa sadar suaminya sudah hinggap di belakang tubuhnya. Dan memeluk mesra.
“Sudahlah istriku. Tak usah kita memikirkan masa depan. Kuburan, kiamat dan akhirat ialah masa depan. Kau sendiri menolak hari ini. Juga menolak masa depan. Kita adalah sepasang makhluk pecinta masa silam!! Hari ini hanyalah bonus hidup dan kehidupan bagi kita. Untuk apa? Untuk bersenang-senang. Untu bergembira. Untuk berbahagia berdua!! “