YOGYAKARTA Cendana News — Sejumlah peternak ikan Sleman Yogyakarta mulai banyak beralih menggunakan sistem oksigen tebar padat air dangkal untuk menjalankan usaha budidaya ikan lele.
Selain lebih praktis, sistem ini juga dinilai memiliki sejumlah keuntungan. Diantaranya mampu menekan kebutuhan pakan pabrikan, mempercepat masa panen, hingga menghemat biaya operasional.
Salah seorang peternak ikan kele dari kelompok Mina Sejahtera, Sri Widodo, asal Sinduadi Mlati Sleman, mengklaim sistem oksigen tebar padat air dangkal, mampu menekan kebutuhan pakan pabrikan hingga 50 persen lebih.
“Jika biasanya untuk kolam 1 meter persegi isi 1000 bibit itu butuh 3 sak pakan hingga panen. Namun dengan sistem ini hanya butuh 1 sak pakan isi 50 kilogram saja,” ungkapnya.
Selain diklaim lebih irit pakan, sistem oksigen tebar padat air dangkal ini dikatakan juga mampu menekan biaya operasional sehari-hari. Pasalnya jika dibandingkan siatem lain, sistem ini jauh bisa menghemat listrik.
“Dulu saya pakai sistem pompa salam. Sebukan biaya listrik bisa mencapai Rp750 ribu, tapi sekarang dengan sistem ini biaya listrik menurun drastis menjadi 200 ribu saja,” ungkapnya.
Dengan tingkat kematian yang rendah yakni berkisar antara 6-10 persen, sistem budidaya oksigen tebar padat air dangkal ini juga dinilai mampu mempercepat proses panen menjadi hanya sekitar 60 hari saja.
Salah seorang penyuluh budidaya lele sistem oksigen tebar padat air dangkal, Hengky Eko Kurniawan, menjelaskan sistem oksigen tebar padat air dangkal pada lele ini bisa dilakukan menggunakan kolam terpal bioflok dengan ukuran lebar diameter 3 meter dan tinggi 1 meter.