PILPRES 2024, MOMENTUM KEKALAHAN PDIP ?
Oleh: Abdul Rohman Sukardi
“Cedhak Kebo Gupak”, istilah bahasa Jawa ini menggambarkan kekuasaan sebagai magnet. Ibarat ada gula, ada semut. Pemegang kekuasaan akan selalu dikerubuti pendukung. Baik pendukung loyal maupun pragmatis.
Dalam pengertian bahasa, cedhak artinya dekat. Kebo itu binatang kerbau. Sedangkan gupak artinya “mandi lumpur”. Kerbau sangat senang berkubang dalam lumpur berlama-lama.
“Cedhak Kebo Gupak”, artinya jika dekat-dekat dengan kerbau yang mandi di lumpur, maka ia akan kecipratan lumpur itu. Satu peribahasa yang menggambarkan bahwa jika berdekatan dengan pemegang kekuasaan, maka akan tertetesi/ terpercik kekuasaan itu.
Apa kaitannya dengan PDIP di pemilu 2024?
Sajian telaah simulasi pilpres 2024 dari berbagai pakar atau lembaga berseliweran di mana-mana. Setiap saat. Kita bisa leluasa mencermatinya.
Berbeda dengan capres PDIP tahun 2014 dan 2019. Joko Widodo. Keunggulan telaknya dikonfirmasi banyak lembaga survey sejak jauh hari. Akan tetapi capres PDIP 2023 ini, Ganjar Pranowo, berpotensi bisa dikalahkan.
Berdasar sejumlah simulasi, potensi kekalahan itu jika dalam laga final nanti menyisakan pertarungan antara Prabowo (Gerindra) vs Ganjar (PDIP). Suara pendukung Anis Baswedan diprediksi tidak akan memilih Ganjar. Pendukung dua capres ini ibarat air dan minyak. Sulit disatukan. Mereka kemungkinan besar akan mendukung Prabowo.
Berbeda dengan ketika pertarungan terakhir menyisakan Anis Baswedan (Nasdem-PKS-Demokrat) vs Ganjar (PDIP). Suara Prabowo bisa terbelah di kedua kubu. Ganjar masih berpotensi akan menang.
Jangan ditanya lagi kalau Ganjar tidak masuk laga final. Artinya calon PDIP kalah dalam pilpres. Akan tetapi simulasi beragam survey menunjukkan Ganjar belum akan lempar handuk di putaran pertama itu.