KYAI ACHMAD SHIDDIQ DAN NIAT KETIKA DI TPS

Oleh: Abdul Rohman Sukardi

Ialah pembangunan peradaban bangsa ber Tuhan (sila pertama Pancasila). Peradaban bangsa bertauhid. Berketuhanan Yang Maha Esa.

Sebagai konsekuensi tauhid, adalah ditegakkanya keadilan dan dijunjung tinggi harkat – martabat kemanusiaan. Tidak ada eksploitasi atau penindasan satu sama lain (sila kedua Pancasila).

Ketundukan hanya kepada Tuhan, hukum Tuhan dan perjanjian kontraktual antar sesama manusia yang tidak melanggar jiwa hukum Tuhan.

Pembangunan peradaban bangsa ber tauhid itu di wilayah NKRI. Tanpa ada wilayah, peradaban tidak akan terwujud. Oleh karena itu diperlukan persatuan untuk menjaga NKRI (sila ke 3 Pancasila) sebagai tempat bersemi dan berkembangnya peradaban tauhid. Peradaban bangsa ber-Tuhan.

Pembangunan peradaban itu dilakukan melalui demokrasi, melibatkan seluruh rakyat. Dengan melibatkan bimbingan orang-orang soleh. Itulah makna “yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan” dalam sila 4 Pancasila.

Pembangunan peradaban juga dilakukan secara adil merata bagi seluruh rakyat. Sebagaimana amanat sila ke 5 Pancasila.

Anugerah NKRI dengan Pancasilanya harus dirawat. Caranya dengan menyalurkan aspirasi politik untuk menjaga kesinambungan pemerintahan. Untuk mewujudkan amar ma’ruf nahi munkar. Mewujudkan peradaban bangsa ber Tuhan.

Ummat Islam yang tidak terlibat didalamnya artinya tidak mensukuri pemberihan Allah Swt itu. Pemberian berupa NKRI dengan segala kekayaan dan keindahannya. Hamparan wilayah luas dan strategis tempat peradaban ber-Tuhan bisa diwujudkan.

Pembangunan peradaban bangsa memerlukan uluran campur tangan Allah Swt. Maka ketika menjatuhkan aspirasi politik dalam bilik suara, kita harus niatkan sebagai amar ma’ruf nahi munkar. Siapapun figur pilihan hasil ijtihadnya.

Lihat juga...