Melawan Penjajahan Narasi
Oleh: Abdul Rohman Sukardi
Tradisi literasi diperlukan untuk membekali diri dengan beragam pengetahuan. Agar mampu segera mendeteksi narasi yang menyesatkan dan narasi yang mencerahkan.
Ketiga, mengasah diri sebagai content creator. Cara ketiga melawan penjajahan narasi adalah dengan aktif sebagai content creator. Terutama untuk kontra narasi dari narasi-narasi yang menyesatkan. Baik melalui tulisan, video, maupun beragam flatform media lainnya.
Menjadi content creator berbeda dengan buzzer. Concern buzzer adalah amplify narasi dari sebuah content untuk tujuan agenda tertentu. Tanpa tanggung jawab atas value yang didelivery. Buzzer merupakan budak agenda pragmatis.
Kenapa harus content creator?. Ketika lalulintas informasi digital dipenuhi content creator yang berwawasan dan bertanggung jawab, dialektika publik akan menjadi relatif sehat.
Jadi pilih mana?. Menjadi obyek penjajahan narasi. Atau sebagai pemecah ombak dari gelombang ganas penjajahan narasi?.
ARS (rohmanfth@gmail,com), Bangka-Jaksel, 19 Januari 2024